Bagaimana masyarakat Indonesia akan berperilaku beradab sedangkan pemimpinnya tidak memberikan contoh yang baik.
“Prabowo tidaklah pemimpin yang baik karena tega memaki rakyatnya yang memberikan kritik kepadanya. Rakyat yang memberikan mandat kepada Prabowo tentu lebih berhak memakinya,” ungkapnya.
Fernando pun menyatakan kecurigaannya atas ajakan Prabowo untuk membangun koalisi permanen.
Ia menduga, hal itu dilakukan Prabowo karena dirinya ragu akan mampu menyelesaikan kepemimpinannya sampai 2029, karena rakyat sadar dan mencabut mandat melalui pergerakan massa seperti tahun 1998.
“Saya berharap Prabowo segera menyadari kesalahannya dan memperbaiki sebelum rakyat menyadari dan melakukan pergerakan,” harapnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti menilai bahwa seruan "hidup Jokowi" mempunya makna lebih daripada sekadar ucapan terima kasih.
Menurut dia, ungkapan itu dikarenakan Prabowo masih memerlukan basis pendukung presiden ke-7 tersebut.
"Figur Jokowi itu tetap penting (bagi Prabowo), karena salah satu basis pendukungnya dari pendukung Jokowi," kata Ray.
Dia mengatakan basis pendukung milik Jokowi itu perlu dirawat agar tidak meninggalkan kubunya.
Terlebih lagi, kata dia, sejumlah program Jokowi di pemerintahan sebelumnya ditinggalkan oleh Prabowo.
Misalnya pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN yang kini belum dilanjutkan karena anggarannya diblokir.
"Untuk membuat basis pendukung itu tidak jengkel, ya, jadi dielu-elukan Pak Jokowi di forum-forum," ucapnya.
Selain itu, Ray berujar bahwa ungkapan Prabowo itu hanya sebagai basa-basi politik.
Menurut dia, pujian itu juga bisa dimaknai upaya Prabowo menenangkan hati Jokowi, karena belakangan namanya terseret di kasus pagar laut.
Ray berpandangan bahwa Ketua Umum Gerindra itu sudah mengukur batasan pujian untuk Jokowi itu diumbar ke publik.
Karena itu, menurut dia, tidak heran bila di awal masa pemerintahan ini Prabowo masih sering mengelu-elukan ayah dari Gibran Rakabuming tersebut.
"Kalau (kecintaan publik) kelihatan mulai berkurang, ya, mungkin intensitas penyebutan itu juga akan berkurang," tandasnya.
Sumber: MonitorIndonesia
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Sri Sultan HB X Doakan Regenerasi Keraton Solo, Ungkap Hubungan Erat dengan Yogyakarta
Prabowo Tegaskan Tanggung Jawab Penuh atas Utang & Masa Depan Kereta Cepat Whoosh
Projo Belum Jadi Partai? Ini Analisa Pakar Soal Tantangan Berat Menuju Parlemen
Viral Aksi Pengendara Motor Adang Ambulans Bawa Pasien di Bandung, Pelaku Ditilang!