Mestinya Jokowi risih, ada tamunya yang memuja-muji dirinya di depannya.
Apalagi itu menterinya dulu, dan masih menjabat menteri saat ini, mengatakan ia masih bosnya pula.
Kalaupun menteri-menteri itu mengatakan itu, mestinya dia tak ada di situ, saat ditanya wartawan.
Jokowi pasti tahu di depan rumahnya sudah stand by para awak media dan itu sudah sejak awal, dia tak lagi menjabat presiden.
Memang baik, mengantarkan tamu sampai dia naik mobil saat berpamitan, tapi tahu akan ada pertanyaan wartawan kepada tamunya itu, baiknya dia tak ikut mendengarkan jawaban dari para tamunya itu.
Selain seperti mendikte, ia juga seperti mengawasi setiap jawaban dari sang tamu. Anehnya, sang tamu seperti tak risih dan bangga pula dengan jawaban yang mengangkat telur itu.
Sebelumnya, dengan tegas dan mantap Luhut Binsar Panjaitan yang menjabat sebagai menteri selama 10 tahun di masa Jokowi mengatakan dia saksi hidup bahwa sebagai tentara tak ada kesalahan yang melanggar konstitusi yang dilakukan oleh Jokowi.
Entah apa pula gunanya kesaksian seorang Luhut Binsar Panjaitan ini?
Semua orang tahu bahwa Pak Luhut, tak sekadar menteri tapi sering disebut sebagai Perdana Menteri atau Menteri segala urusannya.
Sayangnya, saat mengatakan itu, persis didekat Pak Luhut, Pak Jokowi berdiri secara khusyuk mendengarkan pernyataan itu. Kurang sreg saja melihatnya, tapi apa boleh buat?
Persis juga dengan teriakan Presiden Prabowo hidup Jokowi dengan sangat lantang, tidak saja di samping Jokowi, tapi malah di atas podium.
Sementara banyak kebobrokan yang diungkapkan Prabowo justru terjadi di eranya Jokowi. Ini benar-benat politik simbol tingkat tinggi. Kadang yang dikatakan tak seperti yang didengarkan.
Tak ada yang tahu apa yang akan terjadi ke depan. Tapi tanggung jawab Prabowo itu bukan masa lalu, tapi hari ini.
Hari ini akan menentukan hari depan. Sementara Presiden Prabowo cenderung memaafkan masa lalu atau memilih berdamai dengan masa lalu.
Megawati saja dirangkul, apalagi Jokowi. Megawati dan Jokowi tak bisa saling bertemu, itu bukan lagi urusan Prabowo.
Urusan Prabowo hanya hari ini dan masa depan. Ia tak akan berkompromi soal yang melenceng, kendati dikatakan orang ini orangnya Jokowi, tapi asal bisa bekerja, maka orang itu tetap akan ia pakai.
Seperti Kejagung dan Menteri Pertanian, misalnya. Buat apa dikatakan orang dia sendiri, tapi tak bisa berkerja. Apa yang bisa dipertahankan dari orang itu?
Dua periode era Jokowi, kerusakannya memang luar biasa parahnya terlihat di banyak lini.
Jokowi masih terlihat berpolitik, karena bisa jadi masih ada Gibran yang sejak awal secara sadar menjadi pertaruhan politiknya di masa depan. Entah seperti apa semua ini berakhir nantinya?
***
Artikel Terkait
Roy Suryo dan dr. Tifa Diperiksa Polisi sebagai Tersangka Kasus Ijazah Jokowi
Modus Korupsi Proyek Kereta Cepat Whoosh: Mark Up Lahan hingga Jual Beli Tanah Negara
Bobibos Biofuel RON 98 dari Jonggol: Solusi BBM Murah Rp 4 Ribu Setara Pertamax Turbo
ESDM Ingatkan Aturan BBM ke Bobibos: Ekspansi SPBU Harus Penuhi Uji Kelayakan