Misteri di Balik Dosen Pembimbing Skripsi Jokowi

- Selasa, 20 Mei 2025 | 05:00 WIB
Misteri di Balik Dosen Pembimbing Skripsi Jokowi


Terlebih jika keliru itu terjadi bukan karena lupa, melainkan karena ada narasi yang sengaja dibiarkan berkembang.


Selain soal dosen pembimbing, muncul pula pernyataan Jokowi di berbagai kesempatan yang menyebut bahwa dirinya adalah lulusan Jurusan Teknologi Kayu di Fakultas Kehutanan UGM. 


Ungkapan ini disampaikan berulang dalam berbagai wawancara dan pidato, seolah itu merupakan bagian dari identitas akademiknya.


Namun jika ditelusuri, pada tahun-tahun ketika Jokowi menjadi mahasiswa, tidak ada jurusan formal bernama Teknologi Kayu di Fakultas Kehutanan UGM. 


Yang ada adalah bagian atau peminatan dalam rumpun keilmuan teknologi hasil hutan, termasuk teknologi pengolahan kayu.


Dengan kata lain, Teknologi Kayu merupakan konsentrasi atau fokus studi, bukan jurusan resmi sebagaimana dimaksud dalam struktur akademik. 


Meskipun perbedaan istilah ini terlihat sederhana, penggunaan istilah yang tidak tepat secara konsisten dan tanpa koreksi dari institusi pendidikan menimbulkan pertanyaan tentang keakuratan informasi yang disampaikan kepada publik.


Ketika seorang kepala negara menceritakan latar belakang pendidikannya, publik tentu berharap ada kejelasan dan ketepatan. 


Sebab, setiap bagian dari biografi Presiden adalah catatan sejarah dan simbol tanggung jawab moral.


Dalam konteks ini, kita tidak sedang mempermasalahkan detail akademik semata. 


Yang sedang dipertaruhkan adalah integritas, transparansi, dan kejujuran yang menjadi fondasi dari kepercayaan rakyat.


Jika perkara sederhana seperti siapa dosen pembimbing saja masih menjadi misteri, bagaimana mungkin publik bisa meyakini bahwa hal-hal besar dikelola dengan lebih terbuka dan jujur.


Publik tidak menuntut kesempurnaan. Yang diharapkan hanyalah kejujuran yang utuh, tak setengah-setengah, dan tidak tergantung pada siapa yang sedang bicara atau apa kepentingannya.


Dalam urusan ingatan, manusia bisa keliru. Tetapi dalam urusan kepemimpinan, kejujuran adalah harga yang tak boleh dinegosiasikan. ***

Halaman:

Komentar