Suara Lantang Ustaz Abdul Somad untuk Raja Ampat: Jangan Digranat!

- Senin, 09 Juni 2025 | 00:55 WIB
Suara Lantang Ustaz Abdul Somad untuk Raja Ampat: Jangan Digranat!


Unggahan lama dari Ustaz Abdul Somad (UAS) terkait Raja Ampat kembali mencuat ke permukaan dan menjadi perbincangan hangat netizen.

Gugusan kepulauan yang berada di Papua Barat Daya itu belakangan disorot karena aktivitas penambangan nikel yang dinilai merusak lingkungan.

Dalam sebuah unggahan di platform media sosial X, akun @WidasSatyo mengangkat kembali sikap tegas UAS terkait isu-isu lingkungan.

Akun tersebut menyebut bahwa UAS bukan sekali ini saja menyuarakan kepeduliannya terhadap kelestarian alam.

Dalam banyak kesempatan sebelumnya, UAS dikenal vokal mengecam praktik-praktik perusakan lingkungan, termasuk pembakaran hutan di Riau.

"Ini bukan yang pertama Ustaz Abdul Somad speak up tentang isu lingkungan. Dalam banyak kesempatan beliau sering mengecam pelaku pembakaran hutan (Riau)," tulis akun tersebut.

Lebih lanjut, akun tersebut juga menyinggung tindakan UAS yang pernah menolak undangan untuk melaksanakan salat meminta hujan saat terjadi kebakaran hutan di Riau.

"Karena beliau tahu itu bukan murni kebakaran, tapi sengaja dibakar," tambahnya.


Suara Lantang Ustaz Abdul Somad untuk Raja Ampat. [Tangkapan layar akun IG Greenpeaceid]

Salah satu unggahan Instagram UAS yang disorot adalah puisi pendeknya tentang Raja Ampat.

Dalam narasi puitis tersebut, UAS mengajak masyarakat untuk menjaga warisan alam demi generasi mendatang.

"Raja Ampat
Di atas memikat
Di bawah mesti dirawat
Jangan digranat
Hanya untuk kepentingan sesaat
Sampai waktunya kita lewat
Tinggalkan warisan untuk ummat
Supaya kita tidak terlaknat
Sampai hari kiamat."

Unggahan itu kembali viral di tengah meningkatnya kecaman terhadap proyek tambang nikel di wilayah Raja Ampat.

Proyek khususnya berlangsung di Pulau Gag dan Pulau Manuran, dua pulau kecil yang dinilai sangat rentan terhadap kerusakan ekologis.

Aktivitas pertambangan di pulau kecil sendiri sebenarnya dilarang oleh hukum.
Undang-undang dengan tegas menyatakan bahwa kegiatan tambang di wilayah pesisir dan pulau kecil dilarang karena berpotensi merusak lingkungan secara permanen.

Penambangan nikel di Raja Ampat dikhawatirkan akan memicu sedimentasi pesisir, pencemaran laut, dan kerusakan terumbu karang.

Padahal kawasan ini dikenal sebagai pusat keanekaragaman hayati laut dunia, dengan lebih dari 75% spesies karang yang diketahui berada di wilayah tersebut.

Kerusakan ini tentu tak hanya berdampak pada ekosistem, tapi juga mengancam kehidupan masyarakat adat yang selama ini hidup selaras dengan alam.

Masyarakat adat, lembaga swadaya masyarakat seperti Greenpeace dan WALHI, serta para akademisi, terus menyuarakan penolakan terhadap tambang tersebut.

Desakan untuk mencabut izin tambang menguat, seiring dengan viralnya tagar #SaveRajaAmpat yang menghiasi media sosial.

Netizen pun ramai mengapresiasi sikap UAS. Salah satu komentar yang muncul menyebut bahwa tokoh agama punya peranan penting untuk mengatasi masalah lingkungan.

"Jamaah biasanya nurut kalau menyampaikan ustaz. Kalau himbauan dari pemerintah belum tentu mau," ungkap netizen tersebut.

Komentar lainnya menegaskan pentingnya suara dari tokoh publik demi menjaga kelestarian bumi.

"Hormat setinggi-tingginya untuk UAS yang konsisten dan lantang dalam isu ini. Sikap seperti ini yang dibutuhkan dari tokoh publik. Bukan sekadar ikut arus, tapi berani bersuara untuk kebenaran dan kelestarian bumi," ujar netizen.

Di tengah upaya menjaga ekosistem dan budaya Raja Ampat, suara dari tokoh agama seperti UAS dianggap menjadi angin segar.

Sebagai pemuka agama, ustaz dapat menjangkau jutaan umat yang mungkin belum sepenuhnya sadar akan pentingnya menjaga lingkungan.

Isu lingkungan, sebagaimana diangkat oleh UAS, bukan hanya masalah dunia, tapi juga masalah akhirat.

"Supaya kita tidak terlaknat sampai hari kiamat," tutup puisi UAS, menjadi pengingat bahwa bumi hanya titipan untuk anak cucu.

Sumber: suara
Foto: Ustaz Abdul Somad Pernah Bersuara untuk Raja Ampat. [Instagram]

Komentar