Kecaman Khozinudin semakin tajam dengan sindirannya terkait penggunaan nama kapal "JKW Mahakam" dan "Dewa Iriana."
Ia menganggap penamaan ini tidak mungkin terjadi tanpa adanya kepentingan yang sangat kuat.
"Tidak mungkin jika tidak ada kepentingan mengutip nama kepala negara dan ibu negara," katanya.
Pernyataan ini, kata Khozinudin, menjadi lebih ironis setelah Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menyatakan bahwa tambang nikel adalah masa depan Indonesia.
"Bukan masa depan Indonesia, masa depan keluarga ente kali."
Khozinudin juga menyebutkan bahwa setidaknya 13 perusahaan tambang nikel, termasuk PT Gag Nikel di Raja Ampat, memiliki "hak spesial" untuk eksploitasi di kawasan hutan.
Pernyataan ini semakin memperkuat desakan untuk penyelidikan lebih lanjut terhadap dugaan keterlibatan dan kepentingan di balik izin-izin pertambangan nikel tersebut.
[VIDEO]
Sumber: Sawitku
Artikel Terkait
Viral Pria Ludahi Kasir Swalayan di Makassar: Kronologi, Identitas Oknum Dosen UIM, & Proses Hukum
Media Wahyudi Askar Kritik MBG Saat Libur Sekolah: Potensi Rugikan Negara Rp2,8 Triliun
Klaim Elida Netti Sentuh Ijazah Jokowi: Bantahan Kubu Roy Suryo & Fakta Gelar Perkara
Habib Rizieq Sindir Menteri yang Remehkan Bantuan Malaysia untuk Bencana Aceh-Sumatera