Video AI Pahlawan Masa Kini Polri Diklaim Buatan Anak Magang?

- Selasa, 24 Juni 2025 | 00:10 WIB
Video AI Pahlawan Masa Kini Polri Diklaim Buatan Anak Magang?


Kisah kontroversial video promosi AI 'Pahlawan Masa Kini' dari Divisi Humas Polri memasuki babak baru yang lebih pelik.

Setelah dihujani kritik tajam karena kualitas dan pilihan penggunaan teknologi AI, kini muncul sebuah plot twist tak terduga: dibuat oleh anak magang?

Hal itu mencuat setelah sebuah akun di platform X dengan nama pengguna @budibukanincel mengklaim bahwa video tersebut adalah hasil karyanya.

Klaim yang sontak viral ini tidak hanya menambah bahan perbincangan, tetapi juga membuka kotak pandora pertanyaan baru seputar profesionalisme, proses pengadaan, dan manajemen anggaran di tubuh institusi kepolisian.

Jika sebelumnya kritik berfokus pada hasil akhir, kini sorotan beralih ke proses di balik layar yang berpotensi jauh lebih problematik.

Sebagai pengingat, video yang dirilis untuk menyambut HUT ke-79 Bhayangkara ini, bertujuan membangun citra heroik polisi melalui visual AI.

Dengan narasi seperti 'Garuda Bhayangkara' dan 'Bhayangkara Phoenix', Polri mencoba menampilkan sosok pahlawan super modern.

Tapi, publik merespons dengan sinisme. Warganet menilai video itu jelek.

Warga juga mempertanyakan mengapa tidak memakai dokumentasi nyata, dan menyindirnya sebagai cerminan kinerja institusi yang jauh dari citra yang ingin ditampilkan.

Di tengah badai kritik, akun @budibukanincel muncul dengan pengakuan yang mengejutkan.

Akun tersebut menyatakan bahwa dirinyalah yang membuat video AI tersebut.

"I'm an unpaid intern from Mabes Polri, Jakarta and this is my art," tulis akun itu memakai bahasa Inggris, dikutip hari Senin (23/6/2025).

Bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, cuitan itu berarti, "Saya seorang pekerja magang tanpa gaji dari Mabes Polri, Jakarta dan ini adalah karya seni saya."

Polri bantah

Menghadapi bola salju kontroversi yang makin membesar, Mabes Polri akhirnya memberikan klarifikasi.

Ditemui di Hotel Gran Mahakam Senin ini, Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho memberikan jawaban singkat namun tegas saat ditanya apakah benar video itu buatan anak magang.

“Bukan. Enggak ada,” tegas Sandi Nugroho.

Dikritik oleh AI Grok

Upaya Divisi Humas Polri membangun citra heroik melalui video promosi berbasis Artificial Intelligence (AI) bertajuk 'Pahlawan Masa Kini' justru berujung skakmat digital.

Tak hanya menuai badai cibiran dari warganet, kampanye yang dirilis menyambut HUT ke-79 Bhayangkara ini mendapat "jeweran" telak dari dua entitas tak terduga: fitur Community Notes dan Grok, AI canggih milik Elon Musk.

Insiden ini menjadi studi kasus menarik tentang bagaimana narasi institusional yang megah dapat dipatahkan seketika oleh verifikasi kolektif dan analisis mesin di era digital yang semakin terbuka.

Dirilis pada Minggu, 22 Juni 2025, video tersebut menyajikan visual futuristik yang menampilkan polisi sebagai pahlawan super.

Dengan kiasan polisi bersayap, penyelamat saat banjir, hingga penjaga dunia maya, Polri mencoba menyampaikan pesan kuat.


Video Divisi Humas Polri dapat catatan komunitas X. Tak hanya itu, Grok atau AI milik Elon Musk juga memberikan kritik terhadap video tersebut. [Suara.com/X]

“Polisi adalah sosok pahlawan masa kini. Tanpa jubah, tanpa sorotan mereka berdiri di garda terdepan, melindungi masyarakat dari segala bentuk kejahatan dan marabahaya,” demikian narasi pembuka dalam unggahan tersebut.

Namun, alih-alih simpati, yang datang justru adalah sinisme. Warganet dari kalangan muda perkotaan mempertanyakan pilihan menggunakan AI ketimbang dokumentasi otentik.

“Kenapa pake AI min? Emang gak ada footage lagi mengayomi masyarakat beneran? Ini nanya beneran ya min,” tulis akun @PHN3***.

“Anggaran segini banyak masih aja bikin video dari AI, mana hasilnya jelek banget lagi,” komentar @snack***.

Puncak dari kritik publik datang dalam bentuk yang lebih formal dan menyakitkan: sebuah catatan komunitas atau Community Notes yang disematkan langsung di bawah unggahan Polri.

"Pada twit ini polisi mengklaim sebagai pelindung masyarakat, namun terdapat banyak kasus pembunuhan dilakukan oleh anggota kepolisian," demikian bunyi catatan komunitas yang diterakan oleh X.

Seolah belum cukup, Grok, AI milik X, turut memberikan analisis mendalam terhadap unggahan Divisi Humas Polri tersebut.

Sama seperti Community Notes, Grok menyoroti kontradiksi antara citra dan realitas.

Berikut adalah 3 penilaian Grok terhadap unggahan Divisi Humas Polri:
  1. Teknis Seni: “Visual dramatis dengan efek AI seperti sayap bercahaya menarik perhatian, mirip iklan global seperti Nike. Namun, penelitian menunjukkan iklan AI sering dianggap kurang autentik dan mudah dilupakan, berisiko mengurangi dampak.”
  2. Etik: “Iklan menggambarkan polisi sebagai pahlawan, tetapi bertentangan dengan laporan korupsi dan kekerasan polisi, berpotensi menyesatkan dan melanggar pedoman etik AI Indonesia yang menekankan kejujuran dan prevensi bahaya.”
  3. Kenyataan Lapangan: “Iklan menonjolkan peran pelindung, didukung beberapa aksi komunitas polisi di X. Namun, realitas korupsi dan ketidakpercayaan publik menciptakan kesenjangan, memicu skeptisisme terhadap narasi heroik.”
Sumber: suara
Foto: Seorang pengguna media sosial X mengklaim dirinyalah yang membuat video viral 'Pahlawan Masa Kini' saat magang di Polri. Namun, Divisi Humas Polri secara tegas membantah klaim tersebut. [Suara.com/X]

Komentar

Artikel Terkait

Rekomendasi

Bodyguard Arsin Disebut Hingga Rela Taruhan Potong Leher Apabila Bosnya Ditangkap Karena Pagar Laut Tayang: Jumat, 14 Februari 2025 17:55 WIB Tribun XBaca tanpa iklan Editor: Desy Selviany zoom-inBodyguard Arsin Disebut Hingga Rela Taruhan Potong Leher Apabila Bosnya Ditangkap Karena Pagar Laut Kompas.com/ Acep Nazmudin A-A+ KADES KOHOD ARSIN -- Kepala Desa Kohod, Arsin saat meninjau area laut yang memiliki SHGB dan SHM, di Desa Kohod, kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (24/1/2025) (foto kiri) dan (kanan) suasana kediaman Kepala Desa Kohod, Arsin di Kampung Kohod, Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Selasa (28/1/2025). 400 warga Desa Kohod memburu Arsin yang kini tidak diketahui keberadaannya usai rumahnya digeledah Bareskrim. (Acep Nazmudin/ Kompas.com ) WARTAKOTALIVE.COM - Saking percaya diri dengan majikannya Kepala Desa Kohod, Arsin, seorang bodyguard atau Paspamdes disebut hingga sesumbar rela potong leher. Sesumbar seorang bodyguard Kepala Desa Kohod Arsin itu diceritakan oleh Henri Kusuma, penasihat hukum warga korban pagar laut seperti dimuat Tribunnews.com melalui BangkaPos Jumat (13/2/2025). Henri Kusuma mengungkapkan peringai Arsin bak Raja apabila berhadapan dengan rakyat jelata di Desa Kohod, Kabupaten Tangerang, Banten. Sejak menjabat pada 2021, Arsin dikenal sebagai sosok yang arogan dan tak segan memaksa warga untuk mengikuti perintahnya. Jika tidak diikuti, Arsin tak segan mengerahkan preman hingga tukang pukul. Di mata warga Kohod, Arsin seperti monster. Apapun yang dia bilang harus diikuti warga. Arogan, kata Henri Kusuma. Saking arogannya, Arsin sangat percaya diri tidak akan bisa ditangkap oleh siapapun dalam kasus pagar laut ini. BERITA TERKAIT Jadi Tersangka Persetubuhan Anak, Vadel Badjideh Terancam 15 Tahun Penjara - TribunnewsTribunnews.com Jadi Tersangka Persetubuhan Anak, Vadel Badjideh Terancam 15 Tahun Penjara Harvey Moeis Divonis 20 Tahun dan Dimiskinkan Pengadilan Tinggi Jakarta, Kuasa Hukum: Innalillahi - TribunnewsTribunnews.com Harvey Moeis Divonis 20 Tahun dan Dimiskinkan Pengadilan Tinggi Jakarta, Kuasa Hukum: Innalillahi Bukti Prabowo Berpihak untuk Rakyat Kecil, 1.641 Sertifikat Tanah untuk Warga Majalengka - TribunnewsTribunnews.com Bukti Prabowo Berpihak untuk Rakyat Kecil, 1.641 Sertifikat Tanah untuk Warga Majalengka Hasan Nasbi: Kalau Habis Kontrak Jangan Bilang Terkena PHK karena Efisiensi - TribunnewsTribunnews.com Hasan Nasbi: Kalau Habis Kontrak Jangan Bilang Terkena PHK karena Efisiensi Reza Gladys Mengaku Diancam hingga Diperas Rp 5 Miliar, Nikita Mirzani Sebut Ongkos Endorsement - TribunnewsTribunnews.com Reza Gladys Mengaku Diancam hingga Diperas Rp 5 Miliar, Nikita Mirzani Sebut Ongkos Endorsement Reaksi Hasto Kristiyanto Jelang Sidang Putusan Praperadilan Penetapan Tersangkanya Digelar Besok - TribunnewsTribunnews.com Reaksi Hasto Kristiyanto Jelang Sidang Putusan Praperadilan Penetapan Tersangkanya Digelar Besok Dikabarkan Sudah Menikah dengan Dito Mahendra, Ini Pengakuan Nindy Ayunda - TribunnewsTribunnews.com Dikabarkan Sudah Menikah dengan Dito Mahendra, Ini Pengakuan Nindy Ayunda Kecewa Berat Vonis Praperadilan Hasto Kristiyanto, Kuasa Hukum Singgung Soal Peradilan Sesat - TribunnewsTribunnews.com Kecewa Berat Vonis Praperadilan Hasto Kristiyanto, Kuasa Hukum Singgung Soal Peradilan Sesat Hal itu juga dikatakan oleh Arsin dan para antek-anteknya saat menemui Henri dan tim beberapa waktu yang lalu. Bahkan dia menantang Presiden untuk menangkapnya usai polemik pagar laut mencuat ke publik. Baca juga: Pengacara Kades Kohod Tegas Membantah Arsin Palsukan Surat Izin Pagar Laut Tangerang “Dia bilang sambil tangan sambil menepuk dada kiri, ‘Enggak ada yang bisa penjarain gue, sekalipun presiden.’ Itu yang dia katakan,” ujar Henri menirukan ucapan Arsin. Tidak hanya Arsin, para pengawalnya pun bersikap penuh percaya diri. Bahkan seorang Bodyguard Arsin menantang potong leher apabila majikannya tertangkap. Bodyguard-nya bilang begitu juga, Iris kuping gue kalau Arsin (bisa) ketangkap. Eh, jangan kuping deh, tapi leher aja, kalau kuping gue belum mati. Itu kata paspamdesnya tuh, kata Henri sembari menirukan ucapan anak buah Arsin. Sebelum masalah pagar laut ini muncul, Henri mengatakan dua orang suruhan Arsin sempat mendatanginya dan meminta agar masalah ini tidak dibawa lebih jauh, bahkan menawarkan ganti rugi tanah warga yang terdampak. Namun, setelah laporan banyak yang masuk, Arsin dan sekretaris desanya, Ujang Karta, justru menghindar dan menolak bertemu. Ketika saya ajak ketemu, mereka tidak mau. Kami sudah lapor ke banyak tempat. Saya bilang, sudah terlambat, sebentar lagi Arsin akan jadi tersangka, tegas Henri. Hingga berita diturunkan, Tribunnews.com belum mendapatkan konfirmasi Arsin dan masih berusaha meminta tanggapan dari Arsin perihal pengakuan dari Henri Kusuma ini

Terkini