UPDATE! Sidik Jari Diplomat Kemlu di Lakban Jadi Kunci? Polisi Ungkap Fakta Baru Kematian di Kos Terkunci

- Kamis, 10 Juli 2025 | 06:05 WIB
UPDATE! Sidik Jari Diplomat Kemlu di Lakban Jadi Kunci? Polisi Ungkap Fakta Baru Kematian di Kos Terkunci




PARADAPOS.COM - Polisi tengah menelusuri sidik jari yang tertinggal di lakban yang semula melilit kepala ADP (39), diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) yang tewas di rumah indekos Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).


Namun, dari penyelidikan awal, polisi menemukan sidik jari ADP pada lakban tersebut.


“Nanti kita bawa ke lab karena masih kumpulin alat bukti-alat buktinya dulu mengarahnya ke mana gitu. Kalau dari olah TKP (tempat kejadian perkara) awal masih kelihatan sidik jari si korban itu,” kata Kapolsek Menteng, Kompol Rezha Rahandhi, dalam keterangan yang diterima, Rabu (9/7/2025).


Dari TKP tewasnya ADP, polisi mengamankan sejumlah barang bukti berupa lilitan lakban, kantong plastik, dompet identitas korban, bantal, sarung celana, serta pakaian yang digunakan korban saat ditemukan tak bernyawa. 


Di kamar korban, polisi juga menemukan obat sakit kepala dan obat lambung. Namun, belum ada informasi pasti soal apakah ADP memiliki riwayat sakit tertentu.


“Kalau dari pemeriksaan awal kita sih belum mendalam mengarah ke sana ya,” tambahnya.


Polisi sejauh ini telah memeriksa empat saksi terkait kasus kematian ADP, meliputi pemilik dan penjaga rumah indekos, tetangga kos, serta istri korban.


Selain itu, polisi juga telah memeriksa rekaman CCTV atau kamera pengawas di sekitar tempat kejadian perkara (TKP).


“Sudah ada dua (CCTV) yang kita periksa, cuma masih belum, masih biasalah gambarannya. Karena kan kebetulan CCTV-nya juga masih pakai MMC atau memory card yang langsung dari kameranya, jadi kita periksa satu-satu karena terpotong ya,” kata Rezha.


Dari keterangan para saksi, kata Rezha, belum ada informasi yang mengarah pada keterlibatan pihak lain.


Sebelum ditemukan tak bernyawa, ADP disebut menjalani aktivitas rutin seperti biasa, berangkat kerja dan kembali ke rumah indekos. 


Keterangan ini diperkuat oleh penjaga kos dan teman kantor ADP.


“Rutinitas beliau itu sama dengan keterangan teman sekantornya. Kalau dia itu hanya sampai ke kantor pagi, terus pulang, makan, udah,” ujar Rezha.


Rezha menyebut, korban tinggal di rumah indekos tersebut selama hampir dua tahun seorang diri. Ia terpisah dari sang istri yang berdomisili di Yogyakarta.


ADP terlihat terakhir kali pada Senin (7/7/2025) sekitar pukul 22.30 WIB oleh penjaga kos. Saat itu, korban sempat menyapa dan terlihat membuang sampah usai makan malam.


“Dia makan katanya di kosan itu kan ada ruangan kayak dapurnya. Dibuktikan juga kelihatan di CCTV dia keluar buang sampah,” kata Rezha.


Setelah itu, korban masuk ke kamar dan menguncinya dari dalam. 


Komunikasi terakhir korban dengan sang istri terjadi sekitar pukul 21.00 WIB malam itu dan berlangsung normal.


Untuk mengungkap penyebab pasti kematian ADP, polisi akan melanjutkan pemeriksaan terhadap lingkungan, saksi-saksi tambahan, dan rekan kerja korban di Kemlu.


“Cuma kan masih belum kita pelan-pelan. Beberapa saksi masih kita tanyakan dulu,” ucap Rezha.


Sebelumnya diberitakan, ADP (39), diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu), ditemukan tewas di kamar indekosnya di Jalan Gondangdia Kecil Nomor 22, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025) pagi.


Penemuan jasad ADP berawal dari laporan warga pukul 08.30 WIB. Korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan.


"Saat ditemukan, korban dalam posisi terbaring di atas kasur dengan kepala tertutup lakban dan tubuh tertutup selimut," jelas Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, Selasa, (8/7/2025).


ADP diketahui merupakan warga asal Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.


Polisi menemukan sejumlah hal mencurigakan terkait kasus tewasnya ADP yang hingga kini masih menjadi misteri.


Penyebab Kematian Diplomat Arya Daru, Kriminolog Ungkap 3 Petunjuk Ini


Hingga kini penyebab kematian diplomat muda Arya Daru Pangayunan masih menjadi misteri.


Kriminolog UI, Adrianus Meliala, mencoba mengurai analisa mengejutkan tentang penyebab kematian Arya Daru.


Setelah membaca kasus kematian diplomat Kemenlu tersebut, Adrianus menarik dugaan kesimpulan.


Kata Adrianus, ada kemungkinan Arya Daru mengakhiri hidupnya sendiri.


"Kalau dari analisis terhadap lingkungan dari almarhum, saya kita saya lebih meyakini ini adalah suatu tindakan bunuh diri."


"Mengingat tidak ada pihak lain yang masuk atau keluar pada saat yang bersangkutan meninggal," ucap Adrianus Meliala dalam tayangan Kompas TV.


Meski begitu kata Adrianus, masih ada tiga petunjuk penting yang bisa dipakai kepolisian untuk mengungkap kematian Daru.


Petunjuk pertama adalah hasil pemeriksaan forensik jenazah Daru.


Lalu kedua, polisi bisa tahu kondisi Daru sebelum meninggal dari pemeriksaan makanan yang ia santap sebelum wafat.


Seperti diketahui, pada Senin (7/7/2025) sekira pukul 23.00 Wib Daru diketahui baru selesai menyantap makan malamnya.


Lalu tujuh jam kemudian, Daru ditemukan meninggal dunia dengan kondisi kepala dililit lakban.


"Namun demikian, tentu masih ada beberapa clue yang kelihatannya akan diperoleh melalui pemeriksaan forensik, khususnya kedokteran forensik. Juga kemudian bisa dilakukan toksikologi forensik karena yang bersangkutan memakan sesuatu sebelum yang bersangkutan meninggal."


"Dua pemeriksaan itu bisa bicara banyak tentang penyebab kematian dari almarhum," pungkas Adrianus Meliala.


Petunjuk ketiga yang bisa dipakai kepolisian guna menyelidiki kematian Daru adalah perihal sidik jari di TKP.


Adrianus lantas mengurai analisanya soal penyebab ayah dua anak itu diduga mengakhiri hidupnya.


"Dikatakan bahwa di antara lakban itu sidik jari yang tertinggal hanya sidik jari almarhum. Artinya bisa diduga almarhum yang melakban diri sendiri. Mengapa? saya kira untuk menutupi jalan napas."


"Pada saat yang bersamaan yang bersangkutan kemungkinan mengonsumsi obat tidur, sehingga dia tertidur, sesak napas, kemudian meninggal. Jika memang hal ini benar ya," ungkap Adrianus.


Sumber: Suara

Komentar