PARADAPOS.COM - Misteri kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan (ADP), yang ditemukan tewas dengan kepala terlilit lakban, mulai diurai oleh pakar.
Pengamat kriminalitas dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Soeprapto, menilai ada dua kemungkinan besar di balik tragedi ini, dan pembunuhan bisa jadi bukan salah satunya.
Menurut Soeprapto, fakta tidak adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban menjadi petunjuk paling krusial. Hal ini mengarah pada dua skenario utama.
"Ya, jadi karena tidak ada tanda-tanda tindak kekerasan maka kemungkinannya adalah satu, itu karena penyakit tertentu yang diderita oleh korban," ujar Soeprapto dikutip dari tayangan Kompas TV, Jumat (11/7/2025).
Skenario kedua, menurutnya, adalah korban sengaja mengakhiri hidupnya sendiri, yang mungkin dipicu oleh kondisi kesehatan yang dideritanya.
"Apapun yang berkaitan dengan upaya untuk menutup pernapasan itu biasanya ada tanda-tanda lain yang bisa kita gunakan untuk mendeteksi apakah kondisi ini terjadi karena bunuh diri, dilakukan orang lain, atau karena ketidaksengajaan," terang dia.
Kunci Ada di Sidik Jari Lakban
Soeprapto menekankan bahwa kunci untuk membedakan skenario tersebut terletak pada analisis forensik terhadap lakban yang melilit kepala korban, terutama posisi sidik jari.
Pemeriksaan detail pada sidik jari dapat mengungkap apakah korban memasang lakban itu sendiri atau ada campur tangan orang lain.
Fakta bahwa pintu kamar terkunci dari dalam dengan sistem smart lock yang hanya bisa diakses korban, serta ditemukannya sidik jari ADP pada lakban, semakin memperkuat dugaan ini.
Artikel Terkait
TNI Gagalkan Aksi Begal & Tabrak Lari di Tol Kebon Jeruk, 3 Motor Curian Disita
Kalah Telak dari Prabowo, Mr J PSI Tumbang di Tangan Anak Buahnya Sendiri
Pemkot Surabaya Gandeng Densus 88, Ini Tujuan dan Langkah yang Akan Dilakukan
Prabowo Restui Pengadilan untuk Jokowi? Ini Kata Pengamat Soal Statement Purbaya