Boyolali Geger, Tiga Bocah Ditemukan Dirantai di Rumah, Pemiliknya Diketahui Tokoh Agama

- Selasa, 15 Juli 2025 | 10:05 WIB
Boyolali Geger, Tiga Bocah Ditemukan Dirantai di Rumah, Pemiliknya Diketahui Tokoh Agama


PARADAPOS.COM - 
Desa Mojo, Kecamatan Andong, Boyolali, mendadak jadi sorotan publik setelah kejadian memilukan terungkap pada Minggu (13/7) dini hari. 

Empat bocah ditemukan dalam kondisi mengenaskan, tiga di antaranya terikat rantai di kaki, di sebuah rumah milik pria lanjut usia, setelah sang kakak tertangkap mencuri uang dari kotak amal masjid.

Kronologinya, peristiwa ini bermula saat MAF (11), seorang anak laki-laki, kepergok warga sedang mencoba mengambil uang Rp20 ribu dari kotak amal Masjid Darussalam, Desa Kacangan. 

Aksinya sontak mengundang perhatian warga. Namun bukan hanya aksi pencurian itu yang mengejutkan, melainkan alasan di baliknya.

“Waktu itu anaknya ambil uang Rp20 ribu, bilangnya untuk makan adik-adiknya karena kelaparan,” ujar Kepala Desa Mojo, Bagus Muhammad Muksin, yang menjadi saksi langsung dari pengungkapan kasus ini.

Warga yang penasaran pun mengantar MAF pulang. Setibanya di rumah yang dituju, mereka dibuat syok. Di sana, mereka menemukan tiga anak lainnya—SAW (14), IAR (11), dan VMR (6) dalam kondisi kaki dirantai, tubuh lemas, dan wajah lusuh. Keempatnya ternyata bersaudara.

Bagus langsung bergerak cepat begitu melihat kondisi para bocah tersebut. Ia melepas rantai yang melilit kaki mereka dan segera membelikan makanan karena anak-anak itu terlihat sangat lemah dan kelaparan.

“Mereka bilang sudah sebulan dirantai, dan sudah tinggal di sini selama dua tahun,” tambah Bagus, masih dengan nada geram dan prihatin.

Lebih lanjut, terungkap bahwa rumah tempat mereka disekap milik Siswono Putra (65), sosok yang disebut sebagai tokoh agama, namun warga sekitar menyebut dia merupakan pribadi yang tertutup dan misterius. 

Warga mengaku jarang melihat Siswono berinteraksi dengan tetangga. Bahkan saat ada tetangga yang berniat membantu pekerjaan rumah seperti menjemur pakaian, mereka justru dilarang.

Tak pelak, insiden ini langsung memantik kecurigaan kuat akan dugaan eksploitasi terhadap anak-anak. Warga menduga, keempat bocah tersebut bukan sekadar ditelantarkan, tetapi sengaja “dikunci” agar tidak bisa ke mana-mana.

“Siswono orangnya tertutup. Selama ini nggak pernah ngobrol sama tetangga. Kami juga nggak tahu kalau ada anak-anak di dalam,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.

Kini, Siswono telah diamankan oleh pihak Polres Boyolali untuk diperiksa intensif. Polisi masih mendalami motif dan kemungkinan adanya unsur pidana lain dalam kasus ini.

Sementara itu, keempat korban telah dibawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan perawatan medis dan perlindungan psikologis. Pihak pemerintah desa dan lembaga perlindungan anak turut dilibatkan dalam proses pemulihan mereka.

Masyarakat Boyolali, khususnya warga Desa Mojo, berharap agar pelaku mendapat hukuman yang sepadan. Mereka tak habis pikir bagaimana tindakan kejam seperti ini bisa berlangsung begitu lama tanpa diketahui siapa pun.

Kasus ini menjadi peringatan keras bahwa kekerasan dan eksploitasi terhadap anak bisa terjadi bahkan di lingkungan yang paling tidak terduga. 

Kini publik menantikan keadilan ditegakkan dan para korban mendapat kesempatan hidup yang lebih baik, bebas, terlindungi, dan kembali tersenyum.

Sumber: jawapos

Komentar