SDN 27 Kauman Solo Hanya Dapat 1 Murid Baru, Abrizam Sepi Jalani MPLS Sendirian

- Selasa, 15 Juli 2025 | 23:10 WIB
SDN 27 Kauman Solo Hanya Dapat 1 Murid Baru, Abrizam Sepi Jalani MPLS Sendirian


Salah satu sekolah dasar negeri (SDN) di Solo, SDN Kauman No 27 hanya mendapatkan satu siswa pada penerimaan siswa tahun ajaran baru tahun 2025. Minimnya siswa yang mendaftar di sekolah yang terletak di dekat Keraton Kasunanan Surakarta itu lantaran jauh dari pemukiman penduduk.

Siswa yang bernama Abrizam (6) hanya duduk seorang diri di bangku ruang kelas I. Bocah yang masih memakai seragam TK itu duduk di barisan paling depan dan tengah. Guru yang bertugas mengajarnya itu pun beridiri tepat di depan meja sang siswa. Meski demikian kegiatan belajar mengajar tetap berjalan normal seperti kegiatan belajar mengajar di kelas lainnya.

Wali Kelas I SDN Kauman No 27, Solo, Sri Handayani mengaku kondisi penerimaan siswa baru pada tahun ajaran 2025 cukup memprihatinkan. Hal ini disebabkan selama masa pendaftaran hingga hari pertama masuk sekolah baru mednapatkan satu siswa yang masuk kelas I di sekolahnya.

“Ya kondisi tahun ini, saya sebagai salah satu guru di sini cukup memprihatinkan. Jadi bukan rahasia lagi, kita dapat satu, sementara baru dapat satu murid dari jalur afirmasi,” kata dia saat ditemui di ruang kelas SDN Kauman No 27, Solo pada Senin (14/7/2025).

Menurut Handayani, sedangkan pendaftaran siswa baru melalui jalur zonasi hingga mutasi hingga penutupan pendaftaran tidak ada yang mendaftar. Kondisi pada tahun sebelumnya cukup berbeda karena dari jalur zonasi hingga afirmasi terdapat lebih dari 10 siswa yang masuk kelas I pada 2024 lalu.

“Tahun lalu 11 siswa. 11 siswa itu dari berbagai jalur, ada yang afirmasi, ada yang zonasi. Pokoknya merata dari berbagai jalur,” ujarnya.

Gegara hanya mendapatkan satu siswa dalam penerimaan siswa tahun ajaran baru ini, ia pun menyerahkan semua keputusan terkait nasib siswa ke depannya kepada pihak Dinas Pendidikan Kota Solo. Bahkan pada hari pertama masuk, petugas dari dinas terkait sudah mengecek kondisi kelasnya.

“Ya sementara, tadi dari dinas sudah  ke sini. Kita nanti manut dari dinas terkait aturan dan regulasi yang ada. Kalau untuk ke depannya kami belum bisa berbicara apa pun ya, nanti kita tunggu dari dinas,” ucapnya.

Dekat Balai Kota Solo

Meskipun hanya terdapat satu siswa tetapi Handayani sebagai pengajar memastikan bahwa siswa tersebut tetap akan mendapatkan pelayanan belajar yang sama seperti dengan siswa di kelas lainnya. 

“Walaupun ini satu kita malah lebih harus prioritas ke anak yang sementara baru satu. Saya akan bilang sementara terus karena selama ini kita berharap tidak baru satu tapi sementara baru satu,” katanya.

Terkait penyebab semakin menurunnya jumlah penerimaan siswa di sekolahnya, Handayani pun membeberkan bahwa yang menjadi faktor utama karena letak geografis sekolah. Seperti diketahui sekolah tersebut terletak di sebelah timur Alun-alun Utara Keraton Kasunanan Surakarta. Selain itu posisi sekolah tersebut juga tak jauh dari Pasar Klewer hingga pusat perbelanjaan Beteng dan PGS.

“Pertama itu letak geografis, jenengan bisa pirso (melihat) betapa tidak mendukung karena SD Negeri Kauman 27 ini geografisnya kurang mendukung walaupun dekat dengan Balai Kota Solo. Di sini banyak sekali perkantoran, pusat-pusat ekonomi, kemudian pasar jadi pemukiman penduduk tidak ada,” jelasnya.

Selain faktor geografis, Handayani juga menyebut terkait faktor zonasi dalam penerimaan siswa baru. Sebelum muncul kebijakan tersebut, ia mengatakan bahwa SDN Kauman No 27 sempat menolak siswa baru karena kapasitas ruang kelasnya telah penuh. Saat itu banyak putra-putri pedagang di Pasar Klewer maupun pusat kegiatan ekonomi di sekitar sekolah itu memilih menyekolahkan di SDN Kauman No 27.

“Tapi setelah zonasi diberlakukan sekitar setelah Covid itu sangat signifikan sekali menurunnya sangat berpengaruh bagi kami. Ia anak-anak pedagang Pasar Klewer kan dulu dari luar kota pun bisa tapi setelah adanya zonasi dari pada berpikir panjang nanti tidak masuk ke zonasi lebih baik kemungkinan ke swasta,” kata dia.

“Dulu banyak sekali siswa di sini yang orang tuanya pedagang dan itu turun temurun ya. Seandainya bukan dari Pedagang Pasar Klewer, Beteng, terus pasar-pasar tradisional itu turun temurun menyekolahkan di sini. Dulu kakek neneknya di sini, mama papanya di sini, punya cucu juga di sini. Tapi setelah zonasi berubah,” sambungnya.

Sumber: liputan6
Foto: SDN Kauman No 27 Solo hanya mendapat satu siswa dalam penerimaan tahun ajaran baru 2025, Senin (24/7).(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Komentar

Artikel Terkait

Rekomendasi

Bodyguard Arsin Disebut Hingga Rela Taruhan Potong Leher Apabila Bosnya Ditangkap Karena Pagar Laut Tayang: Jumat, 14 Februari 2025 17:55 WIB Tribun XBaca tanpa iklan Editor: Desy Selviany zoom-inBodyguard Arsin Disebut Hingga Rela Taruhan Potong Leher Apabila Bosnya Ditangkap Karena Pagar Laut Kompas.com/ Acep Nazmudin A-A+ KADES KOHOD ARSIN -- Kepala Desa Kohod, Arsin saat meninjau area laut yang memiliki SHGB dan SHM, di Desa Kohod, kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (24/1/2025) (foto kiri) dan (kanan) suasana kediaman Kepala Desa Kohod, Arsin di Kampung Kohod, Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Selasa (28/1/2025). 400 warga Desa Kohod memburu Arsin yang kini tidak diketahui keberadaannya usai rumahnya digeledah Bareskrim. (Acep Nazmudin/ Kompas.com ) WARTAKOTALIVE.COM - Saking percaya diri dengan majikannya Kepala Desa Kohod, Arsin, seorang bodyguard atau Paspamdes disebut hingga sesumbar rela potong leher. Sesumbar seorang bodyguard Kepala Desa Kohod Arsin itu diceritakan oleh Henri Kusuma, penasihat hukum warga korban pagar laut seperti dimuat Tribunnews.com melalui BangkaPos Jumat (13/2/2025). Henri Kusuma mengungkapkan peringai Arsin bak Raja apabila berhadapan dengan rakyat jelata di Desa Kohod, Kabupaten Tangerang, Banten. Sejak menjabat pada 2021, Arsin dikenal sebagai sosok yang arogan dan tak segan memaksa warga untuk mengikuti perintahnya. Jika tidak diikuti, Arsin tak segan mengerahkan preman hingga tukang pukul. Di mata warga Kohod, Arsin seperti monster. Apapun yang dia bilang harus diikuti warga. Arogan, kata Henri Kusuma. Saking arogannya, Arsin sangat percaya diri tidak akan bisa ditangkap oleh siapapun dalam kasus pagar laut ini. BERITA TERKAIT Jadi Tersangka Persetubuhan Anak, Vadel Badjideh Terancam 15 Tahun Penjara - TribunnewsTribunnews.com Jadi Tersangka Persetubuhan Anak, Vadel Badjideh Terancam 15 Tahun Penjara Harvey Moeis Divonis 20 Tahun dan Dimiskinkan Pengadilan Tinggi Jakarta, Kuasa Hukum: Innalillahi - TribunnewsTribunnews.com Harvey Moeis Divonis 20 Tahun dan Dimiskinkan Pengadilan Tinggi Jakarta, Kuasa Hukum: Innalillahi Bukti Prabowo Berpihak untuk Rakyat Kecil, 1.641 Sertifikat Tanah untuk Warga Majalengka - TribunnewsTribunnews.com Bukti Prabowo Berpihak untuk Rakyat Kecil, 1.641 Sertifikat Tanah untuk Warga Majalengka Hasan Nasbi: Kalau Habis Kontrak Jangan Bilang Terkena PHK karena Efisiensi - TribunnewsTribunnews.com Hasan Nasbi: Kalau Habis Kontrak Jangan Bilang Terkena PHK karena Efisiensi Reza Gladys Mengaku Diancam hingga Diperas Rp 5 Miliar, Nikita Mirzani Sebut Ongkos Endorsement - TribunnewsTribunnews.com Reza Gladys Mengaku Diancam hingga Diperas Rp 5 Miliar, Nikita Mirzani Sebut Ongkos Endorsement Reaksi Hasto Kristiyanto Jelang Sidang Putusan Praperadilan Penetapan Tersangkanya Digelar Besok - TribunnewsTribunnews.com Reaksi Hasto Kristiyanto Jelang Sidang Putusan Praperadilan Penetapan Tersangkanya Digelar Besok Dikabarkan Sudah Menikah dengan Dito Mahendra, Ini Pengakuan Nindy Ayunda - TribunnewsTribunnews.com Dikabarkan Sudah Menikah dengan Dito Mahendra, Ini Pengakuan Nindy Ayunda Kecewa Berat Vonis Praperadilan Hasto Kristiyanto, Kuasa Hukum Singgung Soal Peradilan Sesat - TribunnewsTribunnews.com Kecewa Berat Vonis Praperadilan Hasto Kristiyanto, Kuasa Hukum Singgung Soal Peradilan Sesat Hal itu juga dikatakan oleh Arsin dan para antek-anteknya saat menemui Henri dan tim beberapa waktu yang lalu. Bahkan dia menantang Presiden untuk menangkapnya usai polemik pagar laut mencuat ke publik. Baca juga: Pengacara Kades Kohod Tegas Membantah Arsin Palsukan Surat Izin Pagar Laut Tangerang “Dia bilang sambil tangan sambil menepuk dada kiri, ‘Enggak ada yang bisa penjarain gue, sekalipun presiden.’ Itu yang dia katakan,” ujar Henri menirukan ucapan Arsin. Tidak hanya Arsin, para pengawalnya pun bersikap penuh percaya diri. Bahkan seorang Bodyguard Arsin menantang potong leher apabila majikannya tertangkap. Bodyguard-nya bilang begitu juga, Iris kuping gue kalau Arsin (bisa) ketangkap. Eh, jangan kuping deh, tapi leher aja, kalau kuping gue belum mati. Itu kata paspamdesnya tuh, kata Henri sembari menirukan ucapan anak buah Arsin. Sebelum masalah pagar laut ini muncul, Henri mengatakan dua orang suruhan Arsin sempat mendatanginya dan meminta agar masalah ini tidak dibawa lebih jauh, bahkan menawarkan ganti rugi tanah warga yang terdampak. Namun, setelah laporan banyak yang masuk, Arsin dan sekretaris desanya, Ujang Karta, justru menghindar dan menolak bertemu. Ketika saya ajak ketemu, mereka tidak mau. Kami sudah lapor ke banyak tempat. Saya bilang, sudah terlambat, sebentar lagi Arsin akan jadi tersangka, tegas Henri. Hingga berita diturunkan, Tribunnews.com belum mendapatkan konfirmasi Arsin dan masih berusaha meminta tanggapan dari Arsin perihal pengakuan dari Henri Kusuma ini

Terkini