UPDATE! Kasus Diplomat Terlilit Lakban: Ahli Duga Ada Hal Memalukan Yang Disembunyikan Polisi, Apa Itu?

- Kamis, 24 Juli 2025 | 08:40 WIB
UPDATE! Kasus Diplomat Terlilit Lakban: Ahli Duga Ada Hal Memalukan Yang Disembunyikan Polisi, Apa Itu?

PARADAPOS.COM - Misteri yang menyelimuti kematian diplomat Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan, memasuki babak krusial.


Di tengah penantian publik, Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala, melontarkan analisis mengejutkan.


Menurutnya, lambatnya pengumuman hasil penyelidikan oleh polisi bukanlah karena kekurangan bukti, melainkan karena kemungkinan besar mereka sudah menemukan kebenaran—sebuah kebenaran yang sulit untuk diungkapkan.


Adrianus beranggapan bahwa pada titik ini, penyidik Polda Metro Jaya sudah memiliki gambaran yang sangat jelas mengenai apa yang terjadi. 


Ia meyakini mayoritas fakta kunci sudah di tangan.


"Jadi dalam hal ini maka saya beranggapan bahwa mestinya ini 80 persen 90 persen fakta sudah diketemukan oleh polisi. Tinggal kemudian polisi mengambil satu judgement atau kesimpulan ya," ujar Adrianus dikutip dari Youtube Intens Investigasi.


Ia menambahkan, meskipun ada beberapa hasil laboratorium yang mungkin masih ditunggu, kontribusinya terhadap perubahan kesimpulan akhir dinilai tidak signifikan.


"Ada kemungkinan terhadap apa pemeriksaan laboratori yang belum selesai itu okelah nanti begitu selesai langsung bisa kita rilis. Tapi sebetulnya kontribusi pada berubahnya pendapat itu rasanya sudah enggak ada tuh," tegasnya.


Lantas, jika bukti sudah mengarah pada satu teori—entah itu pembunuhan, bunuh diri, atau kecelakaan—mengapa polisi terkesan mengulur waktu? 


Di sinilah Adrianus menyoroti faktor psikologis dan politis yang sangat sensitif: menjaga citra dan perasaan.


Ketika ditanya apakah kehati-hatian polisi ini bertujuan untuk menjaga perasaan keluarga korban, Adrianus membenarkannya dengan lugas. 


Namun, ia memperluas konteksnya ke level yang jauh lebih tinggi: menjaga citra negara di mata dunia.


"Wah, ini hal yang tepat sekali. Justru itu yang kemudian saya pertimbangkan dari sejak awal. bahwa kalau misalnya nanti sebab matinya adalah sesuatu yang apa namanya? 


Agak tadi ya memalukan ya dan juga motif ya motif kematiannya juga mungkin memalukan. Maka memang menjadi perhatian kepolisian untuk minimal menjaga bicara memilih-milih kata," jelasnya.


Halaman:

Komentar