Proyek Warisan Jokowi Kereta Cepat Whoosh Tekor Rp5,8 Triliun, Dirut KAI: Ini Bom Waktu!

- Jumat, 22 Agustus 2025 | 08:50 WIB
Proyek Warisan Jokowi Kereta Cepat Whoosh Tekor Rp5,8 Triliun, Dirut KAI: Ini Bom Waktu!


Adapun, politikus PDIP lainnya, Mufti Anam, menyarankan agar manajemen KAI tidak hanya menunggu bantuan dari Danantara. 


Ia meminta Dirut KAI mengambil langkah konkret dalam membayar utang KCIC sehingga persoalan ini bisa ditangani secara mandiri.


“Kami minta roadmap kereta Whoosh, bapak harus menguasai itu kalau tidak utang yang menjadi beban KAI akan besar. Kalau hanya mengandalkan Danantara untuk menyelesaikan utang ini, juga tidak baik karena ini kan akibat salah kebijakan, kemudian menjadi utang,” katanya.


Proyek Utang Warisan Jokowi


Proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Jakarta–Bandung dibangun pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). 


Jokowi meresmikannya pada 2 Oktober 2023. KCIC mulai beroperasi secara komersial dengan nama Whoosh sejak 17 Oktober 2023.


Awalnya proyek ini diperkirakan menelan biaya USD6,02 miliar. Dalam perjalanannya terjadi cost overrun atau pembengkakan menjadi USD7,22 miliar.


Dari total biaya pengemban, sekitar 75 persen dibiayai melalui pinjaman dari China Development Bank atau senilai US$ 5,415 miliar. 


Dengan bunga tahunan utang pokok 2 persen dan bunga untuk cost overrun 3,4 persen per tahun, KCIC harus membayar US$ 120,9 juta per tahun.


Komposisi Pemegang Saham


PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) merupakan perusahaan patungan yang terdiri dari dua konsorsium yakni, PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia atau PT PSBI dan China Railway.


PT PSBI sebagai perwakilan Indonesia memegang 60 persen saham KCIC, sedangkan 40 persen sisanya dikuasai konsorsium China.


PT PSBI merupakan pemegang saham mayoritas di PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). 


Perusahaan ini entitas anak usaha perusahaan BUMN, PT KAI (Persero).


Pemegang saham lain di PT PSBI adalah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA dengan kepemilikan saham 33,36 persen, PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar 7,08 persen, dan PTPN VIII sebesar 1,03 persen.


Sementara pihak China, bergabung lima perusahaan dalam konsorsium China Railway meliputi China Railway International Company Limited, China Railway Group Limited, Sinohydro Corporation Limited, CRRC Corporation Limited, serta China Railway Signal and Communication Corp.


Dua konsorsium dari masing-masing negara, China Railway dan PT PSBI, kemudian membentuk PT KCIC.


Dua konsorsium yang membangun jaringan kereta cepat Whoosh ini terus menderita kerugian jumbo, termasuk pembayaran utang yang harus ditanggung PSBI sebagai pemegang saham.


Sumber: Fajar

Halaman:

Komentar