Nama Riza juga harum di Singapura. Melalui Global Energy Resources, ia memenangkan banyak tender minyak besar, bahkan menjadi pemasok utama ke Pertamina.
Setelah aturan berubah, peran Global Energy digantikan Gold Manor—perusahaan lain yang juga dikaitkan dengannya.
Memasuki era Jokowi, Riza tetap lihai menjaga akses.
Ia dikaitkan dengan pendanaan kampanye, baik untuk kubu Prabowo-Hatta maupun Jokowi-JK.
Rumah Polonia yang menjadi markas Prabowo-Hatta disebut-sebut dibeli dengan dana darinya.
Namun dalam rekaman skandal Freeport, terungkap pula bahwa Riza ikut menggelontorkan dana ke kubu Jokowi-JK demi “bermain aman”.
Skandal demi skandal tidak menyurutkan kiprahnya.
Dari pertemuan rahasia dengan Setya Novanto hingga permainan gelap PETRAL yang akhirnya dipangkas oleh Menteri ESDM Sudirman Said, nama Riza terus disebut.
Tempo bahkan sudah menyorotinya sejak 2008 dengan tajuk “Jejak Licin Saudagar Minyak”.
Kini, empat dekade berlalu, Riza Chalid tetap menjadi sosok di balik layar.
Dari Cendana ke Cikeas, hingga beradaptasi dengan Geng Solo, ia menunjukkan satu hal: jejaring adalah kunci bertahan di tengah badai politik Indonesia.
Sumber: Sawitku
Artikel Terkait
Ketua Ansor DKI Murka, PBNU: Kami Maklumi, Namanya Juga Darah Muda!
Prabowo Janji Mobil Nasional Rampung 3 Tahun Lagi, Ini Rencananya
Rumah Pensiun Jokowi 90% Rampung: Fokus ke Pendopo Panjang dan Taman Hijau yang Asri
Polwan Diduga Selingkuh dengan Anggota DPRD, Digerebek Suami yang Sesama Polisi