Mungkin inilah ironi bangsa yang cepat melupakan. Kita jatuh ke dalam perangkap yang sama: membiarkan kepalsuan menjadi bagian dari hidup bersama.
Bahkan ketika sudah tahu, kita sering memilih diam. Seakan kebenaran tak pernah mendesak, hanya sekadar hiasan di ruang pidato.
“Rakyat adalah hakim tertinggi,” kata konstitusi tak tertulis kita. Tapi hakim macam apa jika ia tak berani memeriksa?
Di bilik suara, kita lebih sering terjebak pada rasa aman palsu: memilih karena popularitas, karena survei, karena uang.
Kita lupa, demokrasi bukanlah soal memilih siapa yang paling kuat berbohong, tapi siapa yang paling tulus mempertanggungjawabkan diri.
Goethe pernah menulis: kebohongan bisa berjalan jauh, tapi tak bisa terbang.
Ia mungkin bertahan sebentar, tapi pada akhirnya jatuh juga oleh beratnya sendiri.
Pertanyaannya: ketika kebohongan itu jatuh, siapa yang ikut terhempas? Bukan hanya sang pemimpin, melainkan seluruh rakyat yang pernah percaya.
Barangkali republik ini memang hidup dalam kontradiksi. Kita mencita-citakan pemimpin yang jujur, tapi kita juga sering memberi ruang pada penipu.
Kita mendambakan demokrasi, tapi kita pun terbuai pada sandiwara.
Pertanyaan “kok bisa ya pemimpin lahir dari sesuatu yang palsu?” pada akhirnya bukan hanya ditujukan pada mereka yang berkuasa.
Pertanyaan itu juga menyorot kita, rakyat yang membiarkannya.
Seperti duri kecil yang tak pernah hilang dari tubuh, pertanyaan itu akan tetap menusuk: adakah kita bangsa yang diam-diam sudah berdamai dengan kepalsuan?
Catatan Kaki
Mungkin kita memang bangsa yang lebih pandai memaafkan daripada mengingat. Kita mudah tersenyum pada penipu, asal ia pandai memainkan peran.
Tapi sejarah punya cara sendiri untuk mencatat. Ia tak pernah menulis dengan tinta yang bisa dihapus. Ia menulis dengan luka.
Dan luka itu, cepat atau lambat, akan menuntut jawab. ***
Sumber: FusilatNews
Artikel Terkait
KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid: Kronologi, Fakta Terbaru, dan Dampaknya
Ribuan Kader GPA Berikrar Kawal Pemerintahan Prabowo-Gibran & Sukseskan Asta Cita
Fakta Aksi Joget DPR di Sidang Tahunan 2025: Ternyata Ini Penyebab Sebenarnya
Pipa PPR RIIFO Halal & NSF 51: Solusi Air Bersih & Aman untuk Keluarga