Luhut Tegur Purbaya Soal Anggaran MBG, Rocky Gerung Sebut Prabowo Pusing Hadapi Keretakan Kabinet

- Minggu, 05 Oktober 2025 | 01:15 WIB
Luhut Tegur Purbaya Soal Anggaran MBG, Rocky Gerung Sebut Prabowo Pusing Hadapi Keretakan Kabinet



PARADAPOS.COM  - Keberadaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) sungguh menyita perhatian dan anggaran.

Dampak positif dan negatif dari program MBG ini nyaris berimbang, bahkan lebih banyak disorot hal yang negatif seperti soal keracunan.

Jika dilihat dari sisi positif, berkat program MBG ekonomi di tingkat bawah bergerak.

Sementara, dampak pada perbaikan gizi untuk anak-anak Indonesia belum terlihat jelas.



Terkait hal ini, pengamat politik, Rocky Gerung mengatakan Presiden Prabowo Subianto dibuat pusing hingga muncul isu keretakan kabinetnya.

Menurut Rocky, hal itu terjadi karena Kabinet Merah Putih merupakan hasil dari transaksi elektabilitas bukan etikabilitas.

"Kalau sekarang Pak Prabowo pusing, seluruh anggota kabinetnya hasil transaksi elektabilitas, bukan transaksi etikabilitas," ucap Rocky saat memberikan sambutan di kegiatan peluncuran dan dialektika Buku Filsafat Pemerintah yang digelar Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia (MIPI) di Kampus IPDN, Jakarta, Sabtu (4/10/2025).

"Itu yang menyebabkan kita menduga bahwa ada semacam rupture, keretakan di dalam kabinet ini," imbuhnya dikutip dari Tribunnews.com.


Rocky mengatakan sejatinya Prabowo merupakan sosok pemimpin yang tegas. Namun, ketegasan itu hanya terjadi kepada lingkungan sistem komando.

Hal ini juga terlihat dari sejumlah program yang dicanangkan Prabowo yang mempunyai tujuan yang baik, namun tidak sesuai dengan pelaksanaannya seperti program Makanan Bergizi Gratis (MBG).


"Ide dia tentang MBG beda diwujudkan, Ide tentang koperasi, ide tentang apa aja tuh Jadi kita mau baca sebetulnya, ilmu pemerintahan ini pertama-tama adalah payung untuk memperlihatkan bahwa pemerintahan efektif kalau ada penerimaan etis," ungkapnya.


Sehingga, ia mengatakan Prabowo sendiri seperti tidak dipandu secara sempurna terhadap fondasi atau struktur dasar yang membentuk suatu masyarakat. 


Sebelumnya, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan memberi peringatan ke Menteri Keuangan RI Purbaya Yudhi Sadewa. 

Luhut memperingatkan Purbaya agar tidak mengambil balik sisa anggaran Badan Gizi Nasional (BGN) yang diperuntukkan untuk makan bergizi gratis (MBG). 

Hal itu diungkapkan Luhut saat bertemu dengan Kepala BGN Dadan Hindayana pada Jumat (3/10/2025) seperti dimuat Kompas Tv. 



Luhut menjamin bahwa sisa anggaran yang ada di BGN akan terserap habis hingga akhir tahun 2025 ini. 

Maka dari itu kata Luhut, Menteri Keuangan RI Purbaya tidak perlu menarik balik sisa anggaran yang belum terserap hingga Oktober 2025. 

“Sehingga Menteri Keuangan tidak perlu nanti ambil-ambil anggaran yang tidak terserap. Karena itu konsekuen juga, jadi jangan sampai dana yang dialokasikan tidak terserap,” jelas Luhut. 

Luhut juga menjamin bahwa serapan anggaran MBG yang dikelola BGN sudah cukup baik. 

Hal ini dapat dilihat dari terciptanya 380 ribu lapangan pekerjaan sejak MBG diresmikan oleh pemerintah. 

Terciptanya lapangan pekerjaan ini kata Luhut sesuai dengan pernyataan Menteri Keuangan RI bahwa anggaran MBG bisa memutar roda ekonomi di lapisan bawah masyarakat. 

“Karena kalau uang itu berputar di bawah kan itu menggerakkan ekonomi," jelas Luhut. 

Sementara itu, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan akan memotong anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) andai serapannya tidak berjalan maksimal. 

Purbaya mengatakannya usai bertemu Kepala BGN Dadan Hindayana di Kantor BGN, Jakarta, Jumat (26/9/2025).

Awalnya Dadan mengklaim serapan anggaran program Makan Bergizi Gratis di BGN lebih baik dari yang semula diperkirakan.


“Tadi saya pikir penyerapannya rendah, tapi ternyata lebih bagus dari yang saya perkirakan. Dan programnya, multiplier effect-nya ke perekonomian memang cukup signifikan,” ujar Purbaya menanggapi.

Meski demikian Purbaya akan memantau realisasi program BGN pada akhir Oktober 2025. 

Evaluasi ini akan menentukan apakah anggaran BGN akan ditambah atau justru dipangkas.

Apabila tidak sesuai dengan harapan, Purbaya tidak akan segan untuk memotong anggaran. 

“Nanti akhir Oktober saya akan ke sini lagi. Betul nggak dia bisa nyerap? Kalau betul ya kita kasih tambah, kalau nggak ya kita potong,” ujarnya

Sumber: Wartakota 

Komentar