Heboh! Proyek Kereta Cepat Saudi 15x Lebih Panjang dari WHOOSH, Tapi Harganya Sama!

- Jumat, 24 Oktober 2025 | 00:00 WIB
Heboh! Proyek Kereta Cepat Saudi 15x Lebih Panjang dari WHOOSH, Tapi Harganya Sama!

Biaya Kereta Cepat Saudi vs Indonesia: 1.500 Km vs 114 Km dengan Anggaran Sama

Arab Saudi baru saja mengumumkan proyek ambisius pembangunan jalur kereta cepat yang menghubungkan Jeddah dan Riyadh sepanjang 1.500 kilometer. Nilai investasi proyek transportasi raksasa ini diperkirakan mencapai 25 miliar dolar AS atau setara dengan Rp112 triliun. Setelah selesai, perjalanan antara dua kota utama di Timur Tengah ini dapat ditempuh hanya dalam waktu empat jam.

Fakta ini patut menjadi bahan evaluasi bagi Indonesia yang sudah lebih dulu memiliki kereta cepat. Yang menjadi pertanyaan kritis adalah bagaimana mungkin Arab Saudi mampu membangun kereta cepat dengan panjang 13 kali lipat dari Jakarta-Bandung dengan anggaran yang hampir sama?

Analisis Perbandingan Biaya per Kilometer

Berdasarkan perhitungan mendasar, biaya per kilometer proyek kereta cepat Jeddah-Riyadh mencapai sekitar Rp75 miliar per km. Sebaliknya, Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Whoosh menelan biaya sekitar Rp991 miliar per km. Artinya, proyek kereta cepat Indonesia 13 kali lebih mahal per kilometer dibandingkan proyek serupa di Arab Saudi.

Pembengkakan Biaya dan Beban Negara

KCJB sejak awal dipromosikan sebagai simbol kemajuan transportasi Indonesia. Presiden Joko Widodo menyebut proyek ini sebagai penanda Indonesia memasuki era baru transportasi modern. Namun di balik jargon kemajuan, tersimpan fakta bahwa biaya proyek membengkak dari initial cost Rp86 triliun menjadi Rp113 triliun. Tambahan anggaran sebesar Rp27 triliun ini ditutup melalui skema penyertaan modal negara (PMN) - yang berarti menggunakan uang rakyat.

Sementara itu, Arab Saudi dengan luas wilayah hampir 90 kali Pulau Jawa berhasil membangun jaringan kereta cepat lintas gurun dengan biaya lebih efisien, tanpa pembengkakan signifikan atau negosiasi ulang yang berlarut-larut.

Masalah Fundamental: Tata Kelola vs Teknologi

KCJB mengadopsi teknologi mutakhir dari China, namun teknologi bukanlah akar masalah utama. Persoalan sebenarnya terletak pada sistem pengelolaan proyek. Sejak inisiasi, proyek ini dibangun atas dasar pertimbangan politik daripada analisis ekonomi komprehensif.

Halaman:

Komentar