Toto menyoroti bahwa konsep organisasi relawan pendukung seperti "Pro Jokowi" sudah mengindikasikan pengkultusan. "Artinya, memang yang difokuskan adalah pemujaan terhadap sosok, bukan berbicara objektif mengenai pencapaian Pak Jokowi," tegas Yunarto.
Proyek Jokowi Perlu Dievaluasi, Bukan Hanya Dipuji
Yunarto menegaskan bahwa meski Jokowi dikenal berani membuat terobosan infrastruktur, setiap proyeknya, termasuk Whoosh, harus diakui memiliki kekurangan dan perlu evaluasi. Hal ini penting agar kesalahan tidak terulang pada proyek-proyek serupa di masa depan.
Ia menjabarkan setidaknya ada dua aspek kritis yang harus menjadi perhatian:
- Jangan membebani APBN atau BUMN dengan utang yang terlalu besar, yang menjadi beban untuk generasi berikutnya.
- Hindari terburu-buru dalam pengambilan keputusan, seperti pembangunan bandara yang terbukti tidak ekonomis dan menjadi beban.
Yunarto berharap para relawan dapat menerima bahwa Whoosh memiliki masalah dan perlu dikritisi, bukan dilihat secara hitam putih. "Jangan serta-merta berbicara ini hitam putih; bahwa apa pun yang dibangun oleh Pak Jokowi sudah pasti benar," pungkasnya.
Sumber: Tribunnews
Artikel Terkait
Sahur Pertama Melda Berakhir Air Mata: Anak Merengek Minta Ayam, Cuma Nasi dan Sambal yang Ada
Kontainer Cesium-137 Bocor: Penyebab Udang Indonesia Diblacklist Amerika Serikat
Purbaya Boyong Hacker LPS dari Rusia, Strategi Gaya KGB untuk Perkuat Coretax?
5.000 Ton Batu Giok Aceh Akan Dijadikan Material Pembangunan Masjid