Ajaran Cak Nur untuk Pemuda: Makna Sumpah Pemuda yang Terlupakan

- Rabu, 29 Oktober 2025 | 06:00 WIB
Ajaran Cak Nur untuk Pemuda: Makna Sumpah Pemuda yang Terlupakan

Refleksi Sumpah Pemuda: Makna dan Ajaran Cak Nur untuk Pemuda Indonesia

Memperingati Hari Sumpah Pemuda, Universitas Paramadina menghadirkan refleksi mendalam dari para tokohnya tentang relevansi ikrar pemuda tahun 1928 dalam konteks kekinian. Pemikiran ini berakar dari ajaran pendiri Paramadina, Prof. Dr. Nurcholish Madjid atau Cak Nur, yang menekankan bahwa Sumpah Pemuda bukanlah sekadar pernyataan, melainkan sebuah panggilan untuk berkarya dan membangun bangsa.

Makna Sumpah Pemuda: Dari Ikrar Menjadi Aksi Nyata

Dr. Suratno, Chairman The Lead Institute Universitas Paramadina, menjelaskan bahwa menurut perspektif Cak Nur, Sumpah Pemuda adalah penegasan komitmen kebangsaan.

“Sumpah Pemuda menurut Nurcholish Madjid (Cak Nur) dapat dimaknai sebagai penegasan kembali; sebagai akad (‘aqdun) dan ikrar (iqrorun) komitmen kebangsaan kita. Namun, yang lebih penting adalah tindak lanjut dari ikrar tersebut, yaitu kerja nyata untuk bangsa tercinta,” jelas Dr. Suratno.

Ia menambahkan bahwa kerja dan karya adalah kunci utama dalam mengisi perjalanan sejarah menuju terwujudnya bangsa yang makmur dan cerdas, sesuai cita-cita para pendiri bangsa. “Mari segenap muda-mudi, kita bahu-membahu membangun bangsa; keluar dari berbagai keterpurukan. Syubbanul yaum rijalul ghod — pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan,” tegasnya.

Menjawab Tantangan Kebangsaan dengan Semangat Kebersamaan

Refleksi Sumpah Pemuda, lanjut Suratno, harus mendorong generasi muda untuk menghidupkan kembali semangat kebersamaan. Hal ini penting untuk menjawab berbagai tantangan seperti kesenjangan sosial, menurunnya kualitas pendidikan, dan sikap individualistik. Ia menegaskan, bangsa yang besar hanya dapat terwujud jika semua elemen bersatu, atau dalam istilah Bung Karno: samen bundeling van alle krachten van de natie (pengikatan bersama seluruh kekuatan bangsa).

Halaman:

Komentar