KPK Usut Dugaan Korupsi Proyek Kereta Cepat Whoosh: Publik Diminta Kawal Penyidikan
Upaya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam melakukan penyelidikan dugaan korupsi pada proyek kereta cepat Whoosh dinilai perlu mendapatkan pengawasan ketat dari publik. Pengawasan ini penting untuk memastikan proses hukum tidak berhenti di tengah jalan sebelum mengungkap seluruh fakta.
Kekhawatiran tersebut disampaikan oleh Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima) Indonesia, Ray Rangkuti. Ia menyoroti potensi kasus dugaan markup anggaran proyek Whoosh ini berakhir tanpa ada aktor intelektual yang dapat dijerat hukum.
Ray Rangkuti menjelaskan bahwa KPK berwenang untuk langsung meningkatkan status kasus ke tahap penyidikan dan menetapkan tersangka. Namun, kekhawatiran terbesarnya adalah proses ini hanya terbatas pada pelaku di level tertentu tanpa menyentuh pihak-pihak utama yang diduga terlibat.
Selain itu, terdapat kekhawatiran lain bahwa kasus Whoosh ini bisa mandek dengan kesimpulan tidak ditemukannya pelanggaran hukum selama proses penyelidikan oleh KPK. Padahal, menurut Ray, berbagai sinyalemen yang beredar di masyarakat, termasuk yang menyebutkan keterlibatan mantan Presiden Jokowi, terlihat cukup masuk akal untuk ditindaklanjuti secara serius.
Dengan demikian, peran serta masyarakat dalam mengawal proses hukum ini dianggap krusial untuk mendorong transparansi dan keadilan dalam pemberantasan korupsi di Indonesia, khususnya pada proyek-proyek strategis nasional.
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Putusan MK Soal Kuota Perempuan di DPR: Puan Maharani Ungkap Target 30% & Rekor 21,9%
Kebakaran Gerai Ayam Goreng di Salatiga: Diduga Tabung Gas Bocor Saat Penggantian
KKB Aniaya Warga Sulsel di Yahukimo: Kronologi & Respons Polisi
Perampok Nenek 75 Tahun di Brebes Dihajar Massa, Mobil Avanza Ringsek