Salah satu pengungsi, Aan (34) mengatakan, kondisi para pengungsi di tenda mulai merasakan gatal-gatal hingga muntah-muntah. Kondisi tersebut dialami orang dewasa bahkan anak-anak.
"Ya sudah mulai pada gatal-gatal, batuk, pilek, kemudian kalau seperti anak kecil diare, muntah-muntah kalau anak kecil karena mungkin cuaca, kalau malam dingin banget, kalau siang panas banget," kata Aan kepada awak media, Jumat (15/12/2023).
Dia mengatakan, gempa bumi itu sudah hampir dirasakan setiap hari dengan skala kecil. Getaran gempa terbesar ia rasakan Kamis (14/12) kemarin sebanyak lima kali.
"Kemarin saja sudah kerasa gempa enam kali, paling gede. Saya ngungsi di sini sama anak dua orang, yang satu SD kelas 4, yang satu SD kelas 3," ujarnya.
Dia berharap, pemerintah segera mengambil kebijakan bagi warga yang terdampak. "Pengen segera ada keputusan, dibuatin rumah yang layak ditinggalin, ditempatin di tempat yang aman, kepengennya kaya begitu, nggak seperti sekarang kan di sini kalau lama-lama kasian anak-anak juga sekolah terganggu," sambungnya.
Baca Juga: Tahun Baru, Karier Baru: Strategi Sukses untuk Meraih Puncak Karier di 2024!
Warga Alami Trauma
Artikel asli: sewaktu.com
Artikel Terkait
Kerangka Manusia Kwitang: Polda Metro Jaya Ambil Alih Penyidikan, Ini Update DNA Terbaru
Hutama Karya KSO Borong Proyek Jalan Papua Rp 4,8 Triliun, Target Rampung 2027
Zohran Mamdani Kuliah di Bowdoin College: Profil dan Pendidikan Calon Wali Kota New York
Kasus 2 Kerangka di Kwitang Diambil Alih Ditreskrimum, Polisi Tunggu Hasil DNA