IIT Bombay ikut serta dalam penguatan Atal Setu selama konstruksinya pada tahun 2018, dan sebuah tim bekerja untuk memastikan desainnya memperhitungkan bahwa jembatan ini berada di zona risiko kerusakan gempa sedang.
Profesor Deepankar Choudhury, Kepala Teknik Sipil di IIT Bombay, mengatakan bahwa jembatan ini dibangun untuk menahan empat jenis gempa bumi berbeda dengan magnitudo hingga 6,5.
Menurut laporan ANI, lampu yang digunakan di jembatan juga dipilih dengan hati-hati untuk memastikan bahwa mereka tidak mengganggu lingkungan akuatik.
"Ini adalah jembatan terpanjang di India yang dibangun di atas laut. Beberapa teknologi telah digunakan dalam pembuatan jembatan ini, yang digunakan untuk pertama kalinya di India. Lampu yang digunakan dalam jembatan ini tidak mengganggu lingkungan akuatik," kata Dr. Sanjay Mukherjee, Komisioner Otoritas Pengembangan Wilayah Metropolitan Mumbai, dikutip dari ndtv.com.
Tol untuk mobil di jembatan ini akan sebesar 250 untuk satu perjalanan dan 375 untuk perjalanan pulang, yang dikritik oleh partai oposisi sebagai terlalu tinggi. Para pejabat, bagaimanapun, menunjuk pada penghematan bahan bakar, mengatakan bahwa akan ada penghematan 500 per perjalanan.
Jembatan ini akan dibuka untuk para pengendara pada hari Sabtu, dan batas kecepatan untuk kendaraan empat roda adalah 100 km/jam. Sepeda motor, becak, traktor, kendaraan yang ditarik hewan, dan kendaraan bergerak lambat tidak diperbolehkan di jembatan.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: harianhaluan.com
Artikel Terkait
Kerangka Manusia Kwitang: Polda Metro Jaya Ambil Alih Penyidikan, Ini Update DNA Terbaru
Hutama Karya KSO Borong Proyek Jalan Papua Rp 4,8 Triliun, Target Rampung 2027
Zohran Mamdani Kuliah di Bowdoin College: Profil dan Pendidikan Calon Wali Kota New York
Kasus 2 Kerangka di Kwitang Diambil Alih Ditreskrimum, Polisi Tunggu Hasil DNA