Jadi selain Ketua Dewan Pers sebelumnya yang juga wafat, Prof. Azyumardi Azra, pada 18 Deptember 2022 pukul 12.30 di Rumah Sakit Serdang di Selangor, Malaysia silam, kepergian tokoh pers yang berintegritas dan bisa menjadi panutan ini sangat berarti terhadap perjuangan insan pers Indonesia menolak revisi UU Penyiaran yang kontroversial.
Semoga masyarakat bisa mengawal agar tidak terjadi hal-hal yang merusak The Fourth Pillars of Democracy yang sudah kita jaga pasca 1998 ini.
Takdir Sang Khalik memang tidak ada yang bisa meramal dan menduga. Manusia hanya bisa merencanakan dan berdoa agar semua bisa berjalan sebaik-baiknya.
Sekali lagi selamat jalan Prof Salim Said. Semoga Keluarga yang ditinggalkan bisa tabah menerima sebagai sebuah keniscayaan yang akan diterima semua manusia dalam perjalanan hidupnya.
Doa terbaik saya panjatkan dari Yogyakarta untuk guru pers dan film kita.
Semoga persada Indonesia menerima jiwa dan semangatnya yang tetap membara.
(Penulis adalah mantan Ketua 1 Korps Mahasiswa Komunikasi (1990-1991) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta)
Artikel Terkait
Kerangka Manusia Kwitang: Polda Metro Jaya Ambil Alih Penyidikan, Ini Update DNA Terbaru
Hutama Karya KSO Borong Proyek Jalan Papua Rp 4,8 Triliun, Target Rampung 2027
Zohran Mamdani Kuliah di Bowdoin College: Profil dan Pendidikan Calon Wali Kota New York
Kasus 2 Kerangka di Kwitang Diambil Alih Ditreskrimum, Polisi Tunggu Hasil DNA