Israel Khawatir, Iron Dome tak Berguna Hadapi Hizbullah dan Ancaman Listrik Padam

- Jumat, 21 Juni 2024 | 16:00 WIB
Israel Khawatir, Iron Dome tak Berguna Hadapi Hizbullah dan Ancaman Listrik Padam


Kekhawatiran para pejabat AS berasal dari banyaknya persenjataan Hizbullah yang berupa rudal dan drone, termasuk amunisi berpemandu presisi. CNN melaporkan pada Kamis (20/6/2024), ketakutan ini telah disampaikan para pejabat Israel kepada rekan-rekan mereka di AS di tengah persiapan kemungkinan serangan darat dan udara ke Lebanon.


“Kami menilai setidaknya beberapa baterai Iron Dome akan kewalahan,” kata seorang pejabat senior pemerintah AS, bersama dua orang lainnya yang tidak mau disebutkan namanya, kepada CNN.


Para pejabat Israel menyatakan keterkejutannya atas kecanggihan serangan Hizbullah baru-baru ini, terutama setelah rekaman yang beredar secara online menunjukkan sebuah drone merusak baterai Iron Dome awal bulan ini. Meskipun militer Israel membantah adanya kerusakan sistem, para pejabat Israel dilaporkan percaya bahwa kemampuan Hizbullah merupakan ancaman nyata, khususnya di wilayah utara.


Kemampuan Perlawanan untuk menyebarkan senjata berpemandu presisi dalam jumlah besar tetap menjadi perhatian utama strategi keamanan Israel. Di tengah meningkatnya ketegangan, para pejabat AS menekankan peran penting sistem pertahanan udara tambahan dan pengisian ulang Iron Dome dalam skenario potensi konflik. 


AS selama ini telah menginvestasikan US$2,9 miliar dalam program Iron Dome Israel. “Fakta bahwa kami berhasil mempertahankan garis depan selama ini merupakan sebuah keajaiban,” kata seorang pejabat senior AS kepada CNN.


Implikasi dari konflik yang lebih luas antara Israel dan Perlawanan Lebanon sangat menakutkan, karena persenjataan Hizbullah diperkirakan mencakup sekitar 150.000 roket dan rudal, beberapa di antaranya memiliki kemampuan presisi jarak jauh yang dapat menjangkau lebih jauh ke dalam wilayah Israel.


Upaya diplomatik AS yang dipimpin oleh utusan Amos Hochstein berupaya meredakan ketegangan. Namun, permusuhan lintas batas baru-baru ini dan meningkatnya retorika menunjukkan adanya situasi genting yang dapat meningkat dengan cepat.


Meskipun mengakui kekhawatiran Israel terhadap keamanan, para pejabat AS telah menyatakan keberatan mereka mengenai potensi konflik yang lebih luas dan dampak regionalnya. Mereka telah memperingatkan adanya konsekuensi yang tidak diinginkan, termasuk risiko menarik pemain regional lainnya dan mengancam stabilitas di Timur Tengah.


Jaringan Listrik Israel Rentan


Sementara itu, pendudukan Israel mengakui bahwa jaringan listriknya tidak akan bertahan lama jika terjadi perang dengan Hizbullah. Pimpinan perusahaan listrik entitas tersebut mengakui bahwa perang akan menghancurkan Israel.


Shaul Goldstein, CEO Noga, Perusahaan Manajemen Sistem Kelistrikan, memperingatkan bahwa pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dapat dengan mudah mematikan jaringan listrik Israel, sehingga membuat rezim pendudukan berada dalam kegelapan. 


Halaman:

Komentar