Israel dan sekutunya, AS, yakin Iran melalui Pasukan Quds telah membantu dan mendanai kelompok perlawanan yang disebut Poros Perlawanan termasuk Hizbullah Lebanon, Perlawanan Islam Irak, Houthi Yaman, Hamas, hingga faksi perlawanan Suriah untuk melawan Israel dan kepentingan AS, serta mempertahankan pengaruh Iran di wilayah tersebut.
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah menyatakan bergabung dengan perlawanan membela rakyat Palestina yang menghadapi agresi Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Hizbullah menyerang sasaran militer Israel di perbatasan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki, dari wilayah Lebanon selatan yang merupakan basis militer Hizbullah.
Hizbullah berjanji akan berhenti menyerang perbatasan jika Israel menghentikan serangan militernya di Jalur Gaza.
Jumlah Korban
Saat Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 37.900 jiwa dan 87.060 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (1/7/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, lebih dari 21.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The New York Times pada awal Juli 2024.
Sumber: Tribunnews
Artikel Terkait
Waspada Pohon Tumbang di Jakarta Saat Hujan: Tips & Langkah Antisipasi Pemprov DKI
Megawati Tegaskan Dukungan Indonesia: Palestina Harus Merdeka Penuh Tanpa Tawar-menawar
BMKG Imbau Warga Tak Keluar Rumah, Ini Langkah Darurat Hadapi Hujan Ekstrem
Iran Ancam Israel: Kekalahan Besar Menanti dalam Perang Mendatang, Ini Kata Menteri Luar Negeri