Mengapa Pencuri Data Menang di Hati Netizen?

- Rabu, 10 Juli 2024 | 01:30 WIB
Mengapa Pencuri Data Menang di Hati Netizen?

Itulah mengapa, ada hacker yang memviralkan keberhasilannya dalam mencuri data, kemudian muncul beberapa akun medsos yang menyerang mental psikis aparat pemerintah sembari menduduki hati warga.


Kita, pemerintah atau siapa saja tidak bisa mengontrol sepenuhnya apa yang dilakukan oleh para hacker, yang bisa kita lakukan adalah memberikan respon dengan komunikasi krisis yang strategis.


Kalah dan menang dalam menghadapi serangan siber, sangat amat ditentukan oleh respon pertama. Hindari membangun fondasi respon terhadap krisis di tanah yang lembek.


Kurangnya empati, kepanikan, over percaya diri, melimpahkan kesalahan, tidak fokus mengelola krisis bisa melahirkan situasi "korban dibully, pelaku malah dipuji".


Sikap merasa paling digital, lalu meninggalkan segala yang manual juga tidak bijaksana.


Saya teringat ketika masa Pilpres 2024, ada yang menghina kebiasaan Pak Prabowo mencatat arahan Presiden Jokowi secara manual, Prabowo menulis dengan pensil kadang pulpen di atas kertas kecil, dalam berbagai rapat.


Padahal kebiasaan Prabowo tersebut merupakan langkah pencegahan kehilangan data, di tengah saat ini, banyak orang menyimpan data, catatan, password kantornya secara digital di handphone pribadi, yang kadang handphone itu menggunakan Wifi gratisan, bahkan di bawa saat liburan.


Sejak lima belas tahun lalu, Prabowo konsisten mengingatkan bahwa potensi serangan bisa terjadi kapan pun, baik dari dalam maupun dari luar.


"Ibu hamil harus sehat bahagia, balita harus bermain dengan sehat bahagia, anak-anak kita harus sehat dan kuat, ekonomi, militer harus kuat, karena meskipun bangsa kita cinta damai, tetapi kita harus selalu siaga dan siaga terhadap segala potensi serangan," kata Prabowo Subianto.


Dalam perang kuno, hacker itu pelontar batu besar untuk menjebol benteng lawan, ia bekerja setelah memperoleh informasi dari agennya di kubu lawan, sisi mana yang paling lemah dari benteng itu.


Jebolnya benteng bisa membuat benteng diserbu dan jatuh, namun bisa juga berakibat pada terbakarnya pasukan yang menyerbu ke dalam benteng, karena bangunan yang mereka duga benteng utama ternyata benteng jebakan.


Semoga pertahanan siber kita selalu beradaptasi dengan perkembangan manusia, ilmu komunikasi, kemajuan teknologi serta konsisten menjadikan kepentingan nasional sebagai pedoman.


Terima kasih, salam Indonesia Maju.


*(Penulis adalah Direktur Eksekutif Komunikonten, Institut Media Sosial dan Diplomasi)

BERIKUTNYA

SEBELUMNYA

Halaman:

Komentar