Mengapa Pencuri Data Menang di Hati Netizen?

- Rabu, 10 Juli 2024 | 01:30 WIB
Mengapa Pencuri Data Menang di Hati Netizen?



OLEH: HARIQO WIBAWA SATRIA*

MELIHAT banyaknya kritik dan kesal netizen kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), dapat dikatakan sementara ini, para hacker telah memenangkan sebagian besar hati netizen, utamanya dalam petaka jebolnya Pusat Data Nasional.


Strategi "gagal diam, sukses umumkan" sukses diterapkan para hacker.



Serangan hacker beda dengan serangan dalam sepakbola.


Tidak semua netizen mengetahui, berapa ratus kali kiper Kemkominfo dan BSSN berhasil menyelamatkan gawang Pusat Data Nasional dari upaya penjebolan.


Tapi jangan lupa, evaluasi dari netizen harus diperhatikan, karena itu juga merupakan data yang sangat berharga dan kaya perspektif.


Kritik netizen adalah jamu yang menyehatkan BSSN dan Kemkominfo.


Harus diakui, ada kelemahan dalam pelibatan publik, masih making content for the people belum with the people, ketidakseriusan mendengar saran netizen, serta kekurangan dalam mengomunikasikan apa saja yang dilakukan oleh BSSN dan Kemkominfo.


Selain itu, terlambatnya kemunculan pihak atau sosok yang menyatakan diri bertanggungjawab penuh, juga menjadi catatan untuk perbaikan dalam pengelolaan krisis ke depan.


Terkait pencadangan data, ada yang berseloroh.


"Setiap dua hari, saya selalu membackup nomor kontak di HP saya, jadi kalau HP saya rusak hari ini, maka yang hilang hanyalah data sehari terakhir," kata seorang penjual online yang setiap hari dapat pesanan.


Bahkan kalau ditarik ke belakang, perlu dikaji kembali, apakah memang perlu pengumuman bahwa Indonesia akan, sedang dan telah membangun Pusat Data Nasional?.


Mantan Anggota DPR RI dari Gerindra, almarhum Bambang Kristiono saat mendengar rencana pembangunan Pusat Data Nasional telah mengingatkan, semua komponen yang terkomputerisasi adalah target serangan dari serangan siber.


Selanjutnya, karena ada kecurigaan keterlibatan orang dalam, atau seorang karyawan yang diduga vendor rekanan Kemkominfo, sehingga menjadi relevan untuk didiskusikan pertanyaan di bawah ini.


Apakah pembangunan berbagai infrastruktur digital pemerintah perlu dikerjakan oleh pihak ketiga? atau sebaiknya mengkader, membaiat SDM internal, yang telah bersumpah setia menjaga kedaulatan data NKRI, baik saat aktif bekerja mau pun ketika pensiun.


Tiga tahun lalu, seorang putra bangsa yang menjadi ahli keamanan siber di Eropa, Muhammad Rezqi pernah mengatakan, jika setelah serangan siber kepercayaan terhadap perusahaan menurun, maka serangan siber tersebut dianggap berhasil.


Halaman:

Komentar