"Melalui handphone pintar, banyak terselip pesan yang bisa merusak moral anak bangsa dan generasi muda kita. Misalnya melalui anime atau film kartun yang LGBT, pria suka lelaki, wanita suka perempuan dan sebagainya. Karena hal inilah, diharapkan peran orang tua dan kita semua untuk mengawasi perilaku dan penggunaan handphone pintar tersebut," tegasnya.
Karena itu, tambah Bupati, guna meningkatkan keimanan dan ketaqwaan generasi muda, sehingga menjadi benteng diri dalam menangkis pengaruh hal negatif tersebut Pemerintah menggalakkan Program Satu Rumah Satu Hafiz/Hafizah.
"Program ini untuk melahirkan generasi muda yang islami, penghafal Al Qur'an yang dengan sendirinya menjadikan mereka terjauh dari hal negatif, karena Allah SWT akan menjaga para hafidz/hafidzah. Dan, yang tidak kalah pentingnya, program ini untuk menjadikan generasi muda Tanah Datar beriman dan bertaqwa dalam menyongsong Indonesia Emas 2045," tukasnya.
Terakhir Bupati Eka Putra menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada orang tua yang telah mendorong anak-anaknya menjadi hafidz/hafidzah. Dan juga kepada guru, ustad dan ustadzah yang telah bekerja ikhlas dan bekerja keras mendidik santriwan dan santriwatinya.
Turut hadir Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat Jefri Masrul, Staf ahli Bupati Bidang pembangunan, hukum dan politik Erizanur, Camat Lintau Buo Utara Arif Gani beserta Forkopimca, Wali Nagari se Kecamatan Lintau Buo Utara, orang tua santri dan undangan lainnya.***
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: harianhaluan.com
Artikel Terkait
Kerangka Manusia Kwitang: Polda Metro Jaya Ambil Alih Penyidikan, Ini Update DNA Terbaru
Hutama Karya KSO Borong Proyek Jalan Papua Rp 4,8 Triliun, Target Rampung 2027
Zohran Mamdani Kuliah di Bowdoin College: Profil dan Pendidikan Calon Wali Kota New York
Kasus 2 Kerangka di Kwitang Diambil Alih Ditreskrimum, Polisi Tunggu Hasil DNA