"Memang Mikrotrans ini kami enggak mau seakan-akan milik pribadi di lapangan. Kan seperti itu, nyetir bawa keluarganya, anaknya ada di sampingnya, enggak boleh terjadi. Tetap harus bekerja profesional dan apa yang menjadi masukan kami pertimbangkan," tegas Pramono mengenai wacana kenaikan tarif.
Usulan Tarif JakLingko Rp1.000 dari Pengamat Transportasi
Secara terpisah, Pengamat Transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno, memberikan usulan konkret. Ia mengusulkan agar tarif JakLingko tidak gratis lagi, melainkan dikenakan tarif sebesar Rp1.000.
Djoko menilai angka tersebut masih sangat terjangkau dan dapat disanggupi oleh masyarakat. "JakLingko itu kan gratis ya. Itu suruh bayar Rp1.000. Tidak bagus karena gratis seperti itu. Kalau Jaklingko Rp1.000 masih sanggup kan masyarakat, masa tidak sanggup bayar Rp1.000," ucap Djoko Setijowarno.
Dengan pertimbangan dari berbagai pihak, wacana perubahan tarif JakLingko dari gratis menjadi berbayar kini semakin mengemuka dan tengah dikaji oleh Pemprov DKI Jakarta.
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
KPK Panggil Narsih, Kepala Biro OSDMA Kemnaker, Terkait Kasus Pemerasan Sertifikasi K3 Noel Ebenezer
Transisi Energi Hijau Butuh 1,5 Juta Tenaga Kerja, Ini Peran Kunci Kampus
Ekonomi Jerman Stagnan di Kuartal III 2025: Penyebab dan Dampaknya
Apple Rekor Pendapatan Rp6.900 Triliun di 2025: Analisis Lengkap Kinerja