Kejutan politik terbesar tahun 2025 adalah silaturahmi Dasco dengan Abu Bakar Ba'asyir. Pertemuan ini dilihat dari kacamata negarawan: pentingnya merangkul seluruh elemen bangsa untuk mengakui konsensus nasional dan Pancasila.
Dialog ini membawa pesan kuat tentang moderasi dan inklusivitas. Dasco mendengarkan aspirasi terkait hak-hak sipil sambil menekankan ketaatan pada konstitusi, sebagai upaya mencegah polarisasi yang kerap dipicu isu keagamaan di media sosial.
"DPR adalah rumah rakyat. Tidak ada pintu yang tertutup bagi aspirasi yang konstruktif. Setiap kebijakan harus lahir dari proses dialog yang jujur," tegas Dasco.
Dampak Nyata bagi Stabilitas Ekonomi dan Sosial
Lantas, mengapa pertemuan dengan dua tokoh berseberangan ini begitu krusial? Jawabannya terletak pada kepercayaan pasar dan ketenangan masyarakat.
Dengan merangkul Megawati sebagai simbol kekuatan nasionalis dan Abu Bakar Ba'asyir yang memiliki basis massa religius tertentu, Dasco berhasil menutup celah potensi konflik yang dapat memicu instabilitas.
Efeknya terasa pada iklim investasi di pertengahan 2025. Dasco menyadari bahwa stabilitas politik adalah fondasi ekonomi yang kokoh. "Kepastian hukum dan keberlanjutan ekonomi adalah kunci. Tanpa itu, ekonomi kita akan jalan di tempat. Rakyat butuh bukti nyata bahwa negara hadir," pungkasnya.
Artikel Terkait
Megawati Perintahkan Kader PDIP Bantu Korban Bencana: Tugas Kemanusiaan Tanpa Pandang Bulu
Pencopotan Musa Rajekshah dari Golkar Sumut Dikritik, Dinilai Abaikan Bantuan Korban Banjir
Musa Rajekshah Dicopot dari Ketua DPD Golkar Sumut, Ungkap Kekecewaan dan Rencana Baru
Dokter Tifa Klaim Ijazah Jokowi di Polda Metro Berbeda 100% dengan Bareskrim