Namun, persoalan anggaran PCO dan politis terkait sulitnya akses informasi serta komunikasi dengan pemerintahan bisa jadi sebagai penyebab lain di balik mundurnya Hasan Nasbi.
“Saya kira dua alasan itu yang bisa diobjektifikasi dan dirasionalisasi sebagai rangkaian peristiwa yang menyebabkan Hasan Nasbi mundur,” kata Agung, Rabu (30/4/2025).
Sebagai Kepala PCO, kata Agung, Hasan Nasbi memang akan kesulitan menerjemahkan pikiran presiden jika akses informasi dan komunikasi yang ia dapat itu terbatas.
Sehingga tak heran akhirnya pernyataan-pernyataan yang keluar ke publik justru acap kali berseberang dengan apa yang dikehendaki kepala negara.
“Secara politis tidak bisa dipungkiri seorang jubir harus punya chemistry dengan presiden. Kita punya komparasi di masa lalu seperti Andi Mallarangeng di era SBY,” jelasnya.
Kendati begitu, Agung mengapresiasi Hasan Nasbi yang berani mengambil keputusan mundur sebagai Kepala PCO.
Langkah tersebut menurutnya patut dijadikan contoh bagi pejabat atau menteri-menteri lain di Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran.
“Pengunduran diri semacam ini bisa menjadi standar moral yang baik bagi seluruh anggota Kabinet Merah Putih ketika mereka gagal dalam menjalankan tugas atau melakukan kesalahan fatal,” tuturnya.
Pilih Orang Terdekat
Dosen Ilmu Politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno memprediksi Prabowo akan menunjuk orang terdekat atau lingkaran terdalam sebagai Kepala PCO pengganti Hasan Nasbi.
Salah satunya mengarah kepada Wakil Menteri Komunikasi dan Digital atau Wamenkomdigi Angga Raka Prabowo.
“Angga satu sosok terdekat yang berada di lingkaran terdalam presiden. Kalau Prasetyo terlihat tetap jubir istana plus Mensesneg,” kata Adi.
Pada 17 April 2025 lalu, Mensesneg Prasetyo Hadi mengumumkan dirinya telah ditunjuk Prabowo untuk menjadi juru bicara presiden.
Selain itu ia juga turut merekomendasikan Wamenkomdigi Angga Raka Prabowo dan Wamensesneg Juri Ardiantoro kepada Prabowo agar dilibatkan sebagai jubir.
Adi menilai kriteria Kepala PCO selain memiliki kecakapan dalam komunikasi publik ia memang harus memiliki kedekatan dengan presiden.
Sehingga tanpa presiden bicara sekalipun ia nantinya mampu menerjemahkan apa keinginan, pikiran, visi dan misi termasuk gesture tubuh yang diinginkan.
“Yang bisa menafsirkan ini tentu saja adalah sosok yang memang melekat, cukup identik dan menjadi bagian dari lingkaran terdalam sosok Prabowo,” ujar Adi.
Sementara Mensesneg Prasetyo Hadi menyampaikan, Prabowo hingga kekinian belum menentukan sosok pengganti Hasan Nasbi.
Menurutnya, Prabowo akan terlebih dahulu mempelajari surat permohonan tersebut.
“Beliau menyampaikan bahwa akan mempelajari terlebih dahulu," kata Prasetyo di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (30/4).
Ketua Organisasi Kaderisasi Keanggotaan atau OKK DPP Partai Gerindra itu juga mengungkap kemungkinan Prabowo menolak permohonan pengunduran diri Hasan Nasbi.
Prasetyo menyebut Prabowo rencananya juga akan bertemu dengan Hasan Nasbi untuk membahas hal tersebut.
“InsyaAllah nanti diatur waktunya,” katanya.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Saksi MKD: Respons Joget dan Nyanyi Peserta Sidang Tahunan Saat Orkestra Tampil
Budi Arie Setiadi Gabung Gerindra: Strategi atau Bunuh Diri Politik? Ini Kata Pengamat
Projo Tegaskan Tidak Jadi Partai Politik, Fokus ke Masyarakat
Bank bjb Raih Apresiasi Kemenko Perekonomian untuk Edukasi PMI Perempuan