PARADAPOS.COM - Pengamat politik sekaligus Direktur Lingkar Madani (LIMA), Ray Rangkuti menilai mantan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), masih memiliki ambisi untuk berkuasa setelah dia membuka peluang untuk ikut dalam pemilihan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Ray menyebut cara berpolitik seperti yang dilakukan Jokowi tersebut adalah 'politik negarawan'.
"Pertanyaannya mengapa memilih politik harian? Ya, harus diakui politik harian itu ya tujuannya berkuasa. Buat apa kalau nggak berkuasa? Jadinya, politik negarawan kan," kata Ray dikutip dari YouTube iNews, Jumat (16/5/2025).
Ray mengakui bahwa Jokowi yang membuka peluang ikut berkontestasi dalam pemilihan Ketua Umum PSI bukan untuk kepentingan dirinya semata.
Namun, sambungnya, hal tersebut dilakukan agar Jokowi bisa berkuasa secara politik melalui keluarganya.
Diketahui, ada tiga anggota keluarga Jokowi yang berkecimpung di dunia politik seperti putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, yang kini menjadi Wakil Presiden RI.
Lalu, ada menantunya yakni Bobby Nasution yang kini menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara (Sumut).
Serta, putra bungsunya yakni Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum PSI saat ini.
"Dengan ada partai, itu bisa di-setting semua itu untuk kepentingan politik itu semua," tuturnya.
"Kalau Anda mau menjadi ketua partai dan sekaligus menjadi negarawan, itu dalam tradisi Indonesia tidak terlalu dikenal tuh. Kalau mau ingin rebutan jadi ketua partai karena dia ingin berkuasa," jelas Ray.
Ray mengatakan jika Jokowi masih memiliki ambisi untuk berkuasa dan tidak memiliki partai, maka tujuannya tak tercapai.
Selain itu, dalam Pemilu 2029 mendatang, negoasiasi seperti berkoalisi dengan partai lain juga akan sulit dilakukan jika ingin mencalonkan keluarganya.
"Kalau Pak Jokowi nyeting ini, nyeting itu, basisnya nggak kelihatan. Yang kedua, di pasar pemilu, negosiasinya akan lemah karena orang melihatnya kehilangan relevansi," jelas Ray.
Jokowi Masih Hitung Peluang Ikut Nyalon Jadi Ketua Umum PSI
Sebelumnya, Jokowi mengaku masih memperhitungkan peluang kemenangan jika mendaftar menjadi kandidat calon Ketua Umum PSI.
Dia mengaku tidak ingin kalah jika sudah memutuskan untuk ikut dalam pemilihan ketua umum partai berlambang mawar tersebut.
"Ya masih dalam kalkulasi. Jangan sampai kalau nanti misalnya saya ikut, saya kalah," kata Jokowi di Solo, Jawa Tengah, Rabu (14/5/2025).
Kini, mantan Wali Kota Solo itu mengaku masih ingin menimbang apakah dirinya akan maju dalam pemilihan Ketua Umum PSI.
Hal tersebut lantaran sistem pemilihan one man one vote dinilai olehnya memberikan tantangan tersendiri."
"Belum (mendaftar). Kan masih panjang, seingat saya masih Juni. Ya belum tahu (seberapa besar peluang menang)."
"Yang saya tahu katanya mau pakai e-voting, one man one vote. Seluruh anggota diberi hak untuk memilih. Yang sulit di situ," tegasnya.
Syarat Maju jadi Calon Ketua Umum PSI
Sekretaris Steering Committee (SC) Pemilu Raya PSI, Beni Papa turut menjelaskan sejumlah syarat yang harus dipenuhi untuk bisa mendaftar menjadi bakal calon ketua umum PSI.
Adapun syarat khusus yakni terdaftar sebagai anggota PSI dengan ditunjukkan Kartu Tanda Anggota (KTA), serta mendapatkan dukungan minimal dari 5 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan 20 Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PSI.
"Bakal calon ketua umum yang akan mendaftar sebagai ketua umum partai PSI wajib membawa surat dukungan resmi dari 5 DPW dan 20 DPD dari seluruh Indonesia," kata Beni dalam konferensi pers pada Selasa (13/5/2025).
Untuk syarat umumnya yakni sehat jasmani dan rohani; tidak pernah atau sedang melakukan praktik diskriminasi, kekerasan dalam rumah tangga, dan tindakan lain yang merendahkan martabat kemanusiaan lain; dan setia pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Sementara itu, proses pendafraran bakal calon ketua umum akan berlangsung dari 13 Mei 2025 hingga pengumuman calon ketua umum pada 18 Juni 2025.
"Per tanggal 13 Mei hari ini akan berproses sampai tanggal 18 Juni itu akan dilakukan pengumuman calon ketua umum," ujar Beni.
Selanjutnya, 19 Juni 2025 sampai 11 Juli 2025, para calon ketua umum PSI akan memasuki periode kampanye.
"Pada tanggal 10 Juli 2025 kami juga akan menetapkan Daftar Pemilih Tetap, jadi 10 Juli 2025 kami akan mengumumkan Daftar Pemilih Tetap, Pemilu Raya Partai PSI," ucapnya.
Kemudian pada 12 Juli hingga 19 Juli 2025, dimulai masa pencoblosan oleh kader PSI secara daring atau e-voting.
"Dan terakhir pengumuman hasil Pemilu Raya Partai PSI akan diumumkan pada tanggal 19 Juli 2025 bertepatan dengan Kongres Partai PSI yang akan dilaksanakan di Solo Jawa Tengah," pungkasnya.
Sumber: tribunnews
Artikel Terkait
Klaim PSI: Pak Jokowi Kerja Nyatanya Sudah Kami Rasakan, Patut Jadi Ketum!
Amien Rais Ingatkan Prabowo: ‘Partai Cokelat’ Dipakai Jokowi Untuk Jadikan Gibran Presiden!
Rismon Sianipar: Jokowi Sudah Bohongi Publik Sejak 2017!
Prabowo Puji Khalid bin Walid: Ketika Diminta Turun Dari Jabatan Beliau Menerima Tanpa Ragu, Kode Pecat Gibran?