Beathor Suryadi: Sebagai alumni UGM Jokowi tak tak pernah bikin reuni ketemu kawan-kawannya

- Rabu, 02 Juli 2025 | 01:45 WIB
Beathor Suryadi: Sebagai alumni UGM Jokowi tak tak pernah bikin reuni ketemu kawan-kawannya


PARADAPOS.COM -
Ketua Umum Jaringan Aktivis Prodem, Beathor Suryadi menyebutkan, tak tahu soal pembuatan ijazah Presiden ke 7 RI, Joko Widodo di Pasar Pramuka, Jakarta Timur. Pasalnya, dokumen kelengkapan Jokowi sejatinya diurus oleh Eks Tim Jokowi dari Solo, Widodo.

"Dia yang paham karena dia (Deni Iskandar) yang sering ke sana, nah pada waktu saya kejar, kau ikut gak waktu ke Pramuka, oh itu cuman Widodo kata dia. Semua dokumen, semua dokumen yang kurang, yang tahu pak Widodo," ujarnya dalam program Rakyat Bersuara bertema Ijazah dan Tudingan Mengkriminalkan Jokowi, Ekskusif Kesaksian Eks Tim Jokowi-Solo di Channel Youtube Official iNews, Selasa (1/7/2025).

Awalnya, Beathor mengatakan, dia bersama Widodo sama-sama menjadi barisan Jokowi dahulu, yang mana dia sampai saya masuk di KSP dan masih berjuang tuk Jokowi. Namun, dalam perjalanannya, ada yang berubah dari Jokowi sekitar tahun 2015, 2016, 2017 ketika Jokowi sudah melepaskan nawacita dan mereshuffle orang-orang baik, orang-orang yang pro rakyat.

"Ada Andri Nauf, ada Yudi Krisnandi segala macam, itu kepentingannya Jokowi, kita tak bisa bahas apa keperluannya. Nah saya melihat karena saya di dalam melihatnya seperti itu, ada apa kok pecah kongsi dengan partai kami," tuturnya.

"Saya sebelum bahas ini mau ceritakan dahulu ke depannya, saya kan baru dapat informasi dari mas Eko Sulistyo Ketua Deputi saya, dia tim Solo termasuk pak Widodo. Dalam penjelasannya mas Eko bahwa pada 2005 Jokowi itu pakai 2, Doktorandus dan Insinyur, yang problem bagi kita yang Doktorandus dari kampus mana, yang Insinyur dari kampus mana sehingga itu berjalan sampai detik ini. Itu kalau kita mau melihat," jelas Beathor lagi.

Dia mengungkap, di tahun 2005 silam, Jokowi memiliki 2 gelar, yakni Doktorandus dan Insinyur, yang mana membuat timnya memiliki kebimbangan dalam memutuskan gelarnya untuk bisa digunakan di Pilkada Solo. Dia lantas membahas tentang Jokowi yang tak pernah datang ke UGM pasca menjadi alumni dan bertemu teman-temannya.

"Kami jadi bimbang yah selama 1985 sampai 2005 itu ada sekitar 20 tahun. Sebagai alumni UGM Jokowi tak pernah datang ke kampus, ketemu kawan-kawannya dan sebagainya. Gak ada kita dapat info bahwa dia ke UGM," bebernya.

"Pada waktu dia menjadi Walikota, 10 tahun, dia tak pernah bikin reuni di Solo mengundang teman-temannya. Padahal anak Solo yang alumninya UGM cukup banyak. Nah dia  membangga-banggakan, di gambarnya, di fotonya bahwa dia adalah Mapala. Tapi setelah dia jadi Walikota itu, tak ada undangan tuk Mapala itu," ungkapnya lagi.

Dia melanjutkan, persoalan ijazah Jokowi yang saat ini terus berlanjut sejatinya tak lepas dari persoalan yang tak jelas di Solo dahulu. Dahulu, pasca memenangkan Pilkada Solo, Jokowi tak melakukan ekspose tentang dirinya.

"Nah kita mendapat penjelasan juga dari FX Rudi Ketua DPC bahwa pada waktu 2005 itu proses administrasi ke KPU bukan dilakukan oleh Kader Partai, tapi oleh tim karena itu terus ketemu mas Eko, mas Eko terus memberi penjelasan bahwa seharusnya setelah menang itu pak Jokowi melakukan publik ekspose supaya jelas siapa dia dan bagaimana, itu penjelasan mas Eko. Jadi, kalau sekarang ini begini, begini, begini terus artinya akar masalah dari Solo itu tak jelas," ungkapnya.

Dia lantas membahas tentang Pilkada Jakarta di tahun 2012 silam, yang mana di tahun tersebut ada kekurangan dokumen yang dimiliki oleh Jokowi. Disitu, kekurangan dukomen tersebut lantas diurus oleh tim sukses Jokowi, baik tim dari Solo maupun tim dari Jakarta.

"Setelah tim Solo ini masuk Jakarta, kan dia ketemu nih sama kawan-kawan Jakarta, nah kawan-kawan Jakarta itu yang membantu untuk melengkapi dokumen yang kurang. Yah sudah masuk kesitu (di tahun 2012). Nah disitulah muncul nama-nama dari kawan-kawan DKI itu," bebernya.

"Mereka (kawan-kawan DKI) menyatakan bahwa Jokowi kurang dokumen, itulah yang dijelaskan Deni Iskandar. Lalu dibentuklah itu, dokumen itu sampai segala macam surat," terangnya lagi.

Eks tim Jokowi dari Solo itu menjabarkan, ada pertemuan antara tim Jakarta dengan tim Solo di Cikini membahas tentang kekurangan dokumen milik Jokowi itu. Dokumen itu lantas dibuat di Pasar Pramuka meski dia tak tahu pasti apakah dokumen tersebut termasuk ijazah ataukah tidak.

"Ada pertemuan antara kelompok Jakarta sama kelompok Solo, terus ada pertemuan lagi di Cikini itu. Cikini itu pertemuanlah itu 3 orang dari Cikini itu, terus berembuklah tentang kekurangan dokumen itu. Saya tak tahu (dokumen apa saja yang kurang), yang tahu mereka, dokumen itu lalu dilengkapi supaya bisa disetor ke KPUD," paparnya.

Dia menambahkan, dia sempat bertanya pada salah satu anggota tim Jokowi pula bernama Deni Iskandar tentang ikut tidaknya Deni ke Pasar Pramuka guna mengurusi kekurangan dokumen tersebut. Deni menyebutkan jika hanya Widodo yang ke Pasar Pramuka.

"Nah saya kejer Deni, saya bilang Den peran kau sampai mana, dia bilang aku sampai draft, draft-draft itu dia bilang dia yang ngatur karena Deni adalah anggota partai yang berkawan banyak dengan kawan-kawan KPUD. Persyaratan-persyaratan di KPUD itu dia hafal," ujarnya.

"Dia yang paham karena dia yang sering ke sana, nah pada waktu saya kejar, kau ikut gak waktu ke Pramuka, oh itu cuman Widodo kata dia. Semua dokumen, semua dokumen yang kurang, yang tahu pak Widodo," kata Beathor lagi.

Sumber: okz

Komentar