PARADAPOS.COM - Pengamat komunikasi politik Jamiluddin Ritonga menilai tudingan Presiden ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi) yang bilang ada agenda besar di balik isu ijazah palsu dan pemakzulan Wapres RI Gibran Rakabuming Raka tak punya dasar kuat.
"Tak mendasar dan tendensius," kata dia kepada awak media, Rabu (16/7).
Pengamat dari Universitas Esa Unggul membeberkan sejumlah hal sehingga menilai tudingan Jokowi tendensius.
Pertama, kata Jamiluddin, persoalan ijazah palsu sudah mengemuka saat Jokowi masih menjabat Presiden RI.
Namun, kata dia, kekuataan politik Jokowi ketika menjabat Presiden RI begitu kuat, sehingga elemen masyarakat tak bersuara kuat.
"Setelah Jokowi lengser, elemen yang mempersoalkan ijazah palsu tidak berubah," ujar Jamiluddin.
Dia mengatakan pemain utama dari isu ijazah palsu orang yang sama, yakni kubu Roy Suryo dan kawan-kawan.
Menurut dia, masih samanya pemain dalam isu ijazah palsu menandakan tak terjadi penggelembungan kekuatan.
"Kalau ada penggelembungan kekuatan yang muncul, barulah ada indikasi ada kekuatan besar yang akan merusak reputasi Jokowi," ujarnya.
Artikel Terkait
Menkeu Purbaya Blak-blakan Tolak Tawaran PAN: Saya Tidak Tertarik Politik!
Biaya Haji 2026 Turun Rp2 Juta, Ini Rincian dan Syarat dari PKS
Purbaya Yudhi Sadewa Buka Kotak Pandora: Fakta Utang Indonesia Tembus Rp 24.000 Triliun!
Said Didu Bongkar Fakta Whoosh: Bukan untuk Rakyat, Tapi Proyek Komersial yang Rugikan Negara