Setelah membongkar empat "dosa" Prabowo yang seluruhnya adalah isu-isu Jokowi, Rocky pun menjelaskan mengapa fokusnya selama ini dan ke depan akan tetap tertuju pada warisan rezim sebelumnya.
Ia menegaskan posisinya sebagai bagian dari gerakan moral yang lebih besar.
"Jadi kenapa terus-menerus Jokowi jadi sasarannya? Karena saya anggota KAMI, bukan anggota kamu. KAMI artinya kapasitas mikir," jelasnya, merujuk pada Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), sebuah gerakan yang sangat vokal di era Jokowi.
Menurutnya, gerakan tersebut lahir dengan satu tujuan yang jelas.
"Kami dihidupkan oleh satu ide. Turunkan Jokowi. Saya hidup clear soal itu," katanya.
Namun, ia mengajukan sebuah pertanyaan retoris yang tajam.
"Sekarang Jokowi bukan lagi penguasa. Maka kami harus bubar. Logikanya begitu tidak."
Bagi Rocky, lengsernya Jokowi dari kursi kepresidenan tidak serta-merta mengakhiri persoalan.
"Jokowi sudah turun tapi kejahatannya masih hidup. Itu soalnya," ungkapnya.
Inilah yang menjadi landasan mengapa fokus kritiknya belum bergeser.
Bahkan, Rocky menyebut bahwa tuntutan gerakan tersebut kini telah berevolusi menjadi lebih keras.
"Jadi apa ya peran KAMI hari ini? Bukan lagi turunkan, penjarakan!" serunya.
Ia pun dengan cepat menepis anggapan bahwa seruan radikal itu datang dari dirinya atau elite KAMI lainnya.
Menurutnya, tuntutan tersebut berasal dari suara rakyat yang sebenarnya.
"Yang bilang itu siapa? Pak Gatot, Hersu, Rocky Gerung, Antoni. Tidak. Emak-emak yang bilang itu, BEM yang bilang itu, buruh yang bilang itu," pungkasnya.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Analisis Posisi Jokowi Pasca Lengser: Prabowo Subianto Kuasai Panggung Politik
Tony Rosyid: Tuntut Pertanggungjawaban Jokowi 10 Tahun Memimpin Itu Wajar
Victor Rachmat Hartono Dicegah ke LN: Kasus Pajak PT Djarum yang Menggegerkan
Menkeu Purbaya Tegas: Thrifting Ilegal Tak Akan Dilegalkan, Meski Bayar Pajak!