"Misalnya, saat Presiden konferensi pers dengan ketum-ketum partai soal kondisi kisruh akhir Agustus, di situ tak ada Wapres. Termasuk pelantikan menteri, Wapres juga tak hadir, padahal itu momen sakral kenegaraan," lanjut dia.
Karena itulah, Adi menilai wajar ketika anggapan ada yang tak wajar mencuat di publik.
Namun, dia menyebut hanya elite-elite pemegang kunci negeri yang tahu alasan persisnya.
"Wajar jika publik menerka ada sesuatu yang tak wajar, ada sesuatu yang tak biasa soal ketidakhadiran Wapres di momen spesial begitu. Persisnya apa yang terjadi, hanya elite-elite kunci negeri saja yang tahu. Tapi publik melihat ada sesuatu yang terkesan aneh. Meski itu entah apa," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, pada 1 September 2025 lalu, mengatakan, ketidakhadiran Wapres Gibran dalam konferensi pers Presiden Prabowo Subianto bersama dengan pimpinan partai politik dan legislatif.
Hasan menanggapi santai dan mengatakan ketidakhadiran Gibran merupakan fenomena yang biasa saja.
"Tidak kenapa-kenapa. Itu biasa saja," ujar Hasan kepada awak media, Senin (01/09/2025).
Pada 1 September 2025 lalu, Prabowo menggelar pertemuan dengan sejumlah pimpinan lembaga negara dan ketua umum partai politik di Istana Merdeka.
Pertemuan ini berlangsung di tengah situasi demonstrasi yang masih terjadi di sejumlah wilayah dan belum sepenuhnya mereda di Indonesia saat itu.
Sumber: PojokSatu
Artikel Terkait
DPR RI Batal Pecat 5 Anggotanya Terkait Kasus Tunjangan Rp50 Juta dan Unjuk Rasa 2025
Said Didu Nilai Pernyataan Prabowo Soal Kasus Whoosh Berisiko, Bisa Dianggap Melindungi Pihak Terduga
Putusan MKD: Sahroni, Eko Patrio, dan Nafa Urbach Kena Sanksi Nonaktif, Adies Kadir & Uya Kuya Diaktifkan
Mahfud MD Kritik Sri Mulyani Soal Kasus TPPU Rp 349 Triliun: Dinilai Protektif ke Pegawai