Gibran Mulai Ditinggalkan Prabowo, Sejumlah Kemungkinan Ini Bakal Terjadi!

- Selasa, 23 September 2025 | 13:50 WIB
Gibran Mulai Ditinggalkan Prabowo, Sejumlah Kemungkinan Ini Bakal Terjadi!


Gibran Mulai Ditinggalkan Prabowo, Sejumlah Kemungkinan Ini Bakal Terjadi!


Oleh: Sholihin MS

Pemerhati Sosial dan Politik


SUDAH beberapa kali Prabowo mengadakan konferensi pers di Istana tanpa dihadiri Gibran sebagai Wapres, justru yang hadir malah Ketua DPR Puan Maharani. 


Pada kesempatan sebelumnya yang hadir para ketum partai, tapi Ketum PSI Kaesang juga tidak ada. 


Apakah ini suatu kebetulan atau memang sudah direncanakan demikian? Jika itu sebuah kebetulan, tentunya kejadiannya tidak berulang. 


Jadi, kemungkinan yang terjadi adalah sebuah kesengajaan yang sudah direncanakan sebelumnya.


Maka spekulasi pun muncul, terutama setelah Gibran gagal mengkudeta (senyap) untuk mendongkel jabatan Presiden Prabowo. 


Sebenarnya, dengan hanya berlandaskan peristiwa ini, Gibran sudah harus dilengserkan dan dijebloskan ke penjara dengan tuduhan makar.


Sepertinya Prabowo tidak mungkin menganggap tragedi makar ini sebagai hal kecil bahkan dianggap angin lalu saja.


Walaupun Jokowi dan para pendukungnya sudah menyerukan untuk terus mendukung pasangan Prabowo-Gibran sampai dua periode, tetapi rakyat sendiri yang tidak menghendaki Gibran untuk tetap menduduki kursi Wapres. 


Dukungan Jokowi kepada Prabowo hanyalah taktik busuk untuk tetap mempertahankan Gibran dan menyelamatkan Jokowi dari jerat hukum.


Jokowi harus bertanggung jawab atas kehancuran seluruh tatanan bernegara, kerusakah sistem hukum di Indonesia, lumpuhnya seluruh lembaga hukum, rusaknya moral bangsa, habisnya sumber daya alam, korupsi yang merajalela, seluruh pejabat yang menjadi korup dan kehilangan integritasnya, perpecahan bangsa, penistaan Islam dan para ulama garis lurus, hutang menggunung yang tidak mampu terbayar, APBN yang tekor, ekonomi terpuruk dan kehidupan rakyat yang tercekik.


Apa pun kebijakan dan progran Presiden dan DPR, menangkap dan mengadili Jokowi serta memakzulkan Gibran adalah langkah wajib yang harus ditempuh dahulu sebelum semuanya berantakan. Dan itu adalah kehendak dan amanat rakyat.


Jika Gibran belum dimakzulkan dan Jokowi tidak segera diproses hukum, maka kemungkinan yang bakal terjadi adalah :


Pertama, jika Prabowo lengah, kursi Presiden akan segera diambil alih oleh Gibran.


Kedua, kudeta menggulingkan Prabowo secara terang-terangan mungkin tidak akan dilakukan lagi, tapi kudeta secara senyap dan taktik licik akan terus dilakukan Jokowi sampai Gibran benar-benar aman untuk menjadi Presiden.


Ketiga, jika Gibran tidak segera dimakzulkan dan sesuatu terjadi kepada Prabowo (meninggal, udzur, atau sakit), maka otomatis Gibran yang naik jadi Presiden, dan ini sangat berbahaya.


Keempat, jika Jokowi belum ditangkap dan diadili dan Jokowi masih aman, maka mustahil Prabowo bisa membenahi bangsa dan negara.


Kelima, jika Gibran belum dimakzulkan dan Jokowi belum ditangkap, maka rakyat Indonesia akan terus jadi korban kezaliman penguasa, sementara para pejabat negara makin gila dan semena-mena.


Tindakan Prabowo yang “mengucilkan” Gibran adalah tindakan yang tepat, tapi harus berlanjut sampai Gibran lengser dari posisinya sebagai Wapres. 


DPR harus berada di pihak rakyat dengan segera memproses pemakzulan Gibran. 


Jika DPR menolak memproses pemakzulan Gibran, maka sudah selayaknya semua anggota DPR di-NEPAL-kan dan DPR dibubarkan. ***

Komentar