- Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia (-151 poin)
- Kepala BGN, Dadan Hindayana (-81 poin)
- Menteri HAM, Natalius Pigai (-79 poin)
- Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni (-56 poin)
- Menteri Kebudayaan, Fadli Zon (-36 poin)
- Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana (-34 poin)
- Menko Pangan, Zulkifli Hasan (-22 poin)
- Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan, Budiman Sudjatmiko (-14 poin)
- Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto (-10 poin)
- Menteri ATR, Nusron Wahid (-7 poin)
Desakan untuk Reshuffle Kabinet
Celios menilai bahwa rendahnya kepuasan publik terhadap kinerja para pejabat ini merupakan sinyal kuat perlunya perombakan kabinet. Lembaga ini menyatakan bahwa evaluasi setahun pemerintahan adalah peluang untuk introspeksi, dan hanya pemerintahan yang berpihak pada rakyat yang berani memanfaatkannya.
Celios juga menegaskan bahwa reshuffle kabinet merupakan langkah korektif yang tidak bisa ditunda. Hal ini mengingat sebagian menteri bukan hanya gagal menjalankan tugas, tetapi juga dinilai menjadi beban politik dan moral bagi Presiden Prabowo. Evaluasi publik terbaru secara eksplisit menempatkan 10 menteri dengan kinerja terburuk yang dinilai gagal bekerja.
Sumber: Paradapos.com
Artikel Terkait
Prabowo vs Jokowi: Benarkah Suasana Politik Lebih Kondusif di Era Prabowo?
Desak Prabowo Reformasi Polri, Jenderal Gatot: Kebijakan Presiden Sudah Disalip!
Luhut Ditegur Warganet Usai Beri Saran untuk Presiden Terpilih Prabowo
Satu Tahun Prabowo-Gibran Memimpin: Jokowi Apresiasi dan Soroti Evaluasi Mendesak