“(Sumber) Airnya dari bawah tanah, Pak,” ujar seorang perempuan perwakilan perusahaan kepada KDM.
KDM pun kembali bertanya untuk memastikan, “Dikira oleh saya air permukaan, air sungai, atau air dari mata air. Berarti ini bukan dari mata air ya?” Pertanyaannya pun dijawab bahwa sumber air memang berasal dari tanah dalam.
Kekhawatiran Kerusakan Lingkungan
Dedi Mulyadi juga menyoroti potensi kerusakan lingkungan akibat eksploitasi air tanah melalui pengeboran. Kekhawatiran ini makin besar mengingat pabrik Aqua di Subang tersebut memiliki kapasitas produksi yang sangat tinggi, yaitu mencapai 2.000.850 liter per hari.
Temuan ini memunculkan pertanyaan besar mengenai keaslian sumber air dan dampak lingkungan dari operasi perusahaan air kemasan terkemuka tersebut.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Krisis PBNU: Ancaman PBNU Tandingan & Desakan Muktamar Luar Biasa
Komisi III DPR Tolak Usulan Kapolri Dipilih Langsung Presiden: Alasan & Dampaknya
Pembalakan Liar di Sumatera Diduga Picu Banjir Bandang, Desakan Tangkap Korporasi Menguat
Dasco vs Sjafrie: Sinergi Dua Penopang Utama Pemerintahan Prabowo, Bukan Rivalitas