Dugaan Mark Up Proyek Kereta Cepat Whoosh: DPR Dukung KPK Usut Korupsi Rp118 Triliun

- Jumat, 31 Oktober 2025 | 06:50 WIB
Dugaan Mark Up Proyek Kereta Cepat Whoosh: DPR Dukung KPK Usut Korupsi Rp118 Triliun

"Di China, pembangunan kereta cepat hanya menghabiskan dana sekitar 17 hingga 30 juta Dolar AS per kilometer. Sementara itu, Indonesia harus mengeluarkan biaya hingga 41,96 juta Dolar AS per kilometer," jelas Anthony.

Sebagai perbandingan lebih lanjut, proyek kereta cepat Shanghai-Hangzhou sepanjang 154 km dengan kecepatan maksimum 350 km/jam hanya membutuhkan biaya pembangunan sebesar 22,93 juta Dolar AS per kilometer. Artinya, biaya Proyek KCJB lebih mahal sekitar 19 juta Dolar AS per kilometer dibandingkan proyek di China tersebut, atau secara total kemahalan sekitar 2,7 miliar Dolar AS.

"Nilai Proyek KCJB yang sangat tinggi ini patut diduga kuat akibat penggelembungan biaya atau markup," tegas Anthony.

Kondisi Finansial KCIC yang Memburuk

Di tengah sorotan ini, PT KCIC juga dilaporkan mengalami kesulitan finansial. PT PSBI, yaitu konsorsium BUMN sebagai pemegang saham mayoritas, mencatatkan kerugian hingga Rp4,195 triliun pada tahun 2024. Kerugian ini berlanjut di semester I-2025, mencapai Rp1,625 triliun, yang diduga akibat beban utang yang berat, pembayaran bunga ke Tiongkok, serta biaya operasional yang tinggi.

KPK telah memulai penyelidikan resmi terhadap dugaan korupsi dalam proyek Whoosh ini sejak awal tahun 2025. Dukungan dari Komisi VI DPR diharapkan dapat memperlancar proses hukum untuk mengungkap kebenaran dan menjaga akuntabilitas pengelolaan anggaran negara.

Halaman:

Komentar