BANDUNG, paradapos.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jabar menyebut bahwa stabilitas sektor jasa keuangan di wilayahnya masih tetap terjaga.
Hal itu di antaranya didukung oleh permodalan yang kuat dan likuiditas yang memadai, sehingga mampu menghadapi berlanjutnya penurunan pertumbuhan ekonomi dan tingginya ketidakpastian global.
Meski demikian, Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan 2 Kantor OJK Provinsi Jawa Barat, Aulia Fadly mengingatkan untuk mulai melakukan pemetaan terhadap kebijakan penghentian relaksasi akibat Covid-19 yang bakal berakhir pada tahun depan
"Untuk mulai memonitor potensi risiko dengan akan dihentikannya stimulus restrukturisasi kredit termasuk oleh bank untuk meyiapkan kemungkinan akan terjadi penghentian fasilitas tersebut," katanya dalam keterangannya, Senin (18/12/2023).
Penghentian itu dilakukan mengingat kondisi ekonomi dinilai pulih. Sebelumnya gegara pandemi, kebijakan itu diberikan mengingat pada saat itu dampaknya cukup luar biasa.
"Ada penghentian relaksasi, tentu ada dampaknya. Intinya bahwa untuk setiap jasa keuangan, berkaitan dengan pembiayaan kredit, ada proses penghentian insentif ini akan berdampak. Paling tidak siapkan antisipasinya," jelasnya.
Artikel Terkait
Kredit Perumahan Mandek, Menteri Keuangan Khawatirkan Daya Beli Masyarakat
Bursa Asia Anjlok: Penyebab, Dampak ke Indonesia, dan Prediksi ke Depan
Analisis IHSG Hari Ini: Proyeksi 8.150-8.350 Dipicu Data Ekonomi Q3 2025 & Rebalancing MSCI
Semangat Cokroaminoto & Program Koperasi Desa Merah Putih: Strategi Menkop Ferry Bangun Ekonomi Umat