JAKARTA, suaramerdeka-jakarta.com - Bitcoin (BTC) telah menunjukkan performa yang mengesankan sepanjang tahun 2023, dengan nilai yang melonjak sebanyak 155% dari sekitar $15.600 hingga mencapai puncak tertinggi pada $44.000. Meskipun pada awal pekan kedua Desember, BTC mengalami koreksi dan kembali ke level dukungan terkuatnya di sekitar $40.000 dengan target $48.000 atau sekitar Rp 743 juta di akhir tahun 2023.
Namun, Bitcoin berhasil pulih dan mencapai lebih dari $42.000 pada tanggal 14 Desember, sebagai hasil dari keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunganya pada kisaran 5,25%-5,5% sambil mengisyaratkan kemungkinan penurunan suku bunga untuk tahun mendatang.
Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menjelaskan bahwa dari perspektif pasar kripto, kebijakan terbaru dari The Fed memberikan keyakinan bahwa kondisi makroekonomi AS akan menjadi lebih stabil. Prediksi jangka pendek menunjukkan bahwa pasar kripto kemungkinan akan tetap bullish hingga akhir tahun 2023 dan awal tahun 2024.
"Faktor yang mendukung Bitcoin saat ini adalah harapan akan siklus pelonggaran jangka pendek oleh The Fed dan optimisme terkait adopsi institusional melalui ETF Bitcoin spot yang diperkirakan akan disetujui di AS pada awal tahun 2024. Ini memberikan peluang bagi kenaikan harga BTC dalam jangka pendek, meskipun ada potensi koreksi yang lebih rendah," kata Fyqieh.
Meskipun situasi saat ini tampak stabil, langkah-langkah yang akan diambil oleh The Fed di masa mendatang masih belum jelas. Ketua The Fed, Jerome Powell, telah menyatakan bahwa kemungkinan penurunan suku bunga lebih lanjut masih belum pasti. Federal Reserve terus berusaha menghadapi lanskap ekonomi yang kompleks dengan upaya memitigasi inflasi tanpa mengganggu tingkat pengangguran atau mengakibatkan resesi ekonomi.
Dalam upaya mencapai target kenaikan harga, Fyqieh menjelaskan bahwa tren harga Bitcoin dalam jangka pendek saat ini menunjukkan sentimen positif. Namun, ada indikasi kejenuhan dalam aksi pembelian yang dapat menghambat lonjakan harga BTC.
Artikel Terkait
Kredit Perumahan Mandek, Menteri Keuangan Khawatirkan Daya Beli Masyarakat
Bursa Asia Anjlok: Penyebab, Dampak ke Indonesia, dan Prediksi ke Depan
Analisis IHSG Hari Ini: Proyeksi 8.150-8.350 Dipicu Data Ekonomi Q3 2025 & Rebalancing MSCI
Semangat Cokroaminoto & Program Koperasi Desa Merah Putih: Strategi Menkop Ferry Bangun Ekonomi Umat