paradapos.com - Fenomena El Nino yang menyebabkan peningkatan suhu dan kemarau berkepanjangan diperkirakan masih akan melanda Indonesia hingga akhir tahun 2023, bahkan sejumlah ahli memprediksi fenomena tersebut akan bertahan pada level moderat hingga triwulan I tahun 2024 mendatang.
Dampak signifikan dari El Nino diantaranya yakni menurunkan produktivitas hasil pertanian, termasuk tanaman pangan seperti padi.
Kondisi tersebut tentunya akan sangat mempengaruhi stabilitas harga pangan di dalam negeri. Untuk mengantisipasi dampak tersebut lebih jauh serta menjaga daya beli masyarakat, terutama masyarakat miskin dan rentan dari dampak kenaikan harga pangan, Pemerintah telah menyiapkan Bantuan Beras dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) El Nino.
Baca Juga: Sebanyak 2.353 Aksi Unjuk Rasa Terjadi di Jakarta, Terbanyak di Dunia
“Karena hujan turunnya terlambat, musim tanam mundur 2 bulan. Kalau panennya mundur, maka produksi berasnya turun. Oleh karena itu, Pemerintah mengambil inisiatif, bantuan yang diberikan itu ada bantuan beras sebesar 10 kg untuk sekitar 21 juta penerima,” tutur Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Temu Wicara bersama Penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) El Nino di Kantor Pos KCU Jakarta Oceania, Jakarta Barat, Jumat (29/12).
Pemerintah juga menyiapkan penyaluran BLT El-Nino ke seluruh daerah di Indonesia selama November s.d. Desember 2023 dengan total anggaran mencapai Rp7,52 triliun.
Program ini menyasar 18,8 juta keluarga penerima manfaat (KPM) yang masing-masing akan memperoleh bantuan sebesar Rp400.000/2 bulan.
Baca Juga: Problematika Tingginya Pengangguran di Karawang, Kota Industri Terbesar di Asia Tenggara
Artikel Terkait
Kredit Perumahan Mandek, Menteri Keuangan Khawatirkan Daya Beli Masyarakat
Bursa Asia Anjlok: Penyebab, Dampak ke Indonesia, dan Prediksi ke Depan
Analisis IHSG Hari Ini: Proyeksi 8.150-8.350 Dipicu Data Ekonomi Q3 2025 & Rebalancing MSCI
Semangat Cokroaminoto & Program Koperasi Desa Merah Putih: Strategi Menkop Ferry Bangun Ekonomi Umat