Selama menjalankan kegiatan tersebut Farm Manggala mengandalkan diesel atau genset untuk mengoperasikan mesin-mesin pendukung produksi. Tentu hal ini membutuhkan tenaga dan biaya operasional yang besar.
"Pemakaian diesel dengan bahan BBM solar secara ekonomi mahal. Setiap hari kami harus menyediakan solar 150 liter," kata Kepala BBPTUHPT Baturaden, Sintong HMT Hutasoit saat ditemui di tempat kerjanya, Rabu, 27 Desember 2023.
Menurutnya, kebutuhan solar yang tinggi karena ada beberapa alat yang memang beroperasi tanpa henti, seperti cooling unit (24 jam). Alat ini harus selalu menyala agar kualitas susu segar tidak rusak.
Selain itu, mesin yang digunakan memiliki daya listrik besar, seperti mesin chooper yang membutuhkan 50 kVa, karena setiap hari harus memproduksi 60 ton rumput untuk pakan ternak.
Belum lagi mesin pemerah susu yang dioperasikan secara terjadwal pada pukul 05.00 dan 16.00 WIB. Adapun jumlah sapi perah di Farm Manggala terdapat 1.200 ekor. Satu ekor sapi perah menghasilkan susu antara 20 sampai 25 liter per hari.
Dengan penggunaan genset membuat tenaga kerja di Farm Manggala harus bekerja ekstra. Bahkan, mereka selalu memantau bahan bakar yang digunakan dua jam sekali dan menunggui saat mesin sedang dioperasikan.
Sebab, jika lalai dan kehabisan bahan bakar akibatnya fatal. Mesin akan mati dan dapat merusak peralatan pendukung produksi peternakan.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: banyumas.suaramerdeka.com
Artikel Terkait
Kredit Perumahan Mandek, Menteri Keuangan Khawatirkan Daya Beli Masyarakat
Bursa Asia Anjlok: Penyebab, Dampak ke Indonesia, dan Prediksi ke Depan
Analisis IHSG Hari Ini: Proyeksi 8.150-8.350 Dipicu Data Ekonomi Q3 2025 & Rebalancing MSCI
Semangat Cokroaminoto & Program Koperasi Desa Merah Putih: Strategi Menkop Ferry Bangun Ekonomi Umat