Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis, kontributor utama pendapatan masih berasal dari segmen keju blok. Diikuti secara signifikan oleh penjualan keju lembaran yang bernilai Rp215,13 miliar.
Analisis Beban dan Laba Sebelum Pajak
Di sisi lain, beban pokok penjualan KEJU tercatat sebesar Rp752,23 miliar. Beban ini membengkak bersama dengan kenaikan beban penjualan serta beban umum dan administrasi. Namun, setelah memperhitungkan seluruh pendapatan dan beban lainnya, laba sebelum pajak KEJU tetap tercatat kuat di Rp186,83 miliar, yang juga tumbuh 30,3% yoy.
Kondisi Neraca dan Arus Kas KEJU
Dari sisi neraca, total aset KEJU naik 17,5% year-to-date (ytd) menjadi Rp1,14 triliun per akhir September 2025. Sementara itu, liabilitas juga bertambah 41,2% ytd menjadi Rp330,79 miliar. Pos ekuitas pemegang saham mengalami peningkatan menjadi Rp813,97 miliar.
Yang menggembirakan, kas dan setara kas perusahaan pada akhir periode dilaporkan naik menjadi Rp310,88 miliar. Kesehatan operasi KEJU juga terlihat dari arus kas operasi yang positif sebesar Rp224,16 miliar. Arus kas investasi negatif sebesar Rp128,22 miliar, sedangkan arus kas pendanaan minus Rp73,12 miliar setelah perusahaan melakukan pembagian dividen tunai.
Artikel Terkait
AKRA Pangkas Modal JTT Rp405 Miliar, Ini Dampaknya bagi Pemegang Saham
Geger Harta Rp 41 Miliar Hasan Nasbi, Komisaris Pertamina: Mercedes G63 & Properti Mewah
Wall Street Melonjak: Antisipasi The Fed Pangkas Bunga & Perbaikan Hubungan AS-China
Waspada! Perubahan Metodologi MSCI 2026 Ancam Saham Big Cap RI, Potensi Outflow USD 2 Miliar