Melihat kesetiaan cinta Siti Raham dan Buya Hamka vol.2, berikut sinopsisnya

- Kamis, 21 Desember 2023 | 16:20 WIB
Melihat kesetiaan cinta Siti Raham dan Buya Hamka vol.2, berikut sinopsisnya

 

paradapos.com - Sebelumnya, Buya Hamka Vol. 1 pernah tayang pada 19 April 2023 lalu di bioskop Indonesia. Masih dengan pemeran, sutradara dan rumah produksi yang sama. Film yang diangkat dari kisah nyata ulama karismatik Nusantara bernama Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau dikenal dengan nama pena Buya Hamka serta istrinya, Siti Raham ternyata sukses membius penonton tanah air. 

Film Buya Hamka Vol.1 menceritakan perjalanan Hamka menjadi pengurus Muhammadiyah hingga namanya dikenal oleh banyak kalangan karena prestasinya dalam menulis. Hamka aktif menulis dalam berbagai genre, ia tak hanya menulis buku seputar keislaman, melainkan diantara adalah politik dan romance. Dari itulah Hamka dikenal sebagai penulis karya sastra dan diangkat menjadi pemimpin redaksi majalah Pedoman Masyarakat.

Baca Juga: Studi Mengungkap Dampak Perjalanan Panjang ke Tempat Kerja terhadap Kesehatan Mental

Kehidupan Hamka tidaklah berjalan mulus, banyak hal yang menimpa dirinya dan keluarganya, termasuk terlibat bentrok dengan pihak militer Jepang, sehingga majalah tersebut ditutup, salah satu anaknya meninggal dunia karena sakit, dan mundur dari jabatan sebagai ketua Muhammadiyah, disinilah peran Siti Raham sangat terlihat dalam mendampingi suaminya. 

Untuk film Buya Hamka dan Siti Raham Vol.2 sudah tayang mulai hari ini, tanggal 21 Desember 2023 di seluruh bioskop Indonesia. Film berdurasi 2 menit 47 detik itu mengungkap konflik yang harus dilalui Buya Hamka ketika berjuang mempersatukan para ulama dengan pihak militer Indonesia di Sumatera Utara, dan kesetiaan sang istri Siti Raham dalam menemani perjuangannya.

Siti Raham tidak pernah bersedih ketika suaminya pergi untuk berkeliling Medan untuk menyebarkan pentingnya persatuan antara tokoh agama dan tentara militer Indonesia agar tidak terpecah belah. Siti Raham bersama anak-anak berada di tempat pengungsian dengan ubi sebagai makanan setiap harinya, tidak ada keluhan di depan anak-anaknya, Raham selalu terlihat ceria dan mendukung penuh keputusan Hamka. 

Halaman:

Komentar