PARADAPOS.COM - Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan akhirnya angkat bicara mengenai pertemuannya dengan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto.
Dalam pertemuan itu, Hasto mengungkap dalang di balik revisi Undang-Undang (UU) KPK pada 2019 yang melemahkan lembaga antirasuah tersebut.
Novel Baswedan: Hasto Akui Dalang Revisi UU KPK
Novel membenarkan bahwa dirinya bertemu dengan Hasto dalam acara peluncuran dan orasi ilmiah Profesor Sulistyowati Irianto di Universitas Indonesia.
"Benar, saya bertemu dia (Hasto) di acara tersebut," ujar Novel, Senin (24/2/2025).
Dalam pertemuan itu, Novel langsung menanyakan alasan di balik pelemahan KPK melalui revisi UU KPK serta penyingkiran tokoh-tokoh penting di lembaga tersebut.
"Saya bertanya mengapa KPK dilemahkan dengan revisi UU dan mengapa tokoh-tokoh penting KPK disingkirkan hingga KPK benar-benar lumpuh?" ungkapnya.
Kedekatan Hasto dengan Firli Bahuri
Novel juga menyebutkan bahwa Hasto memiliki hubungan dekat dengan mantan Ketua KPK Firli Bahuri, sosok yang dinilai telah merusak institusi antikorupsi itu.
"Saya sampaikan bahwa Hasto adalah teman dekat Firli Bahuri yang telah merusak KPK," kata Novel.
Hasto, menurut Novel, memberikan jawaban singkat yang kurang lebih sesuai dengan pernyataannya dalam video berdurasi 5 menit yang diunggah di YouTube koreksi_org dengan judul Nyanyian Hasto: Jokowi, Revisi UU KPK dan Dana Rp3 Juta USD.
Hasto: Revisi UU KPK Bukan Inisiatif PDIP, tapi Jokowi
Dalam video yang beredar, Hasto menjelaskan bahwa pertemuannya dengan Novel Baswedan, Rocky Gerung, dan sejumlah tokoh civil society lainnya berlangsung di Universitas Indonesia pada 7 Mei 2024.
Hasto menegaskan bahwa PDIP bukanlah pihak yang menggagas revisi UU KPK yang dianggap telah mengkerdilkan KPK dalam pemberantasan korupsi.
"Saya katakan dengan tegas kepada Mas Novel, setiap kebijakan buruk dari Presiden Jokowi selalu dilimpahkan ke PDIP dan Ibu Megawati, sementara yang positif selalu diklaim oleh Jokowi tanpa menyisakan benefit bagi PDIP," ujar Hasto.
Artikel Terkait
KPK Wajib Periksa Jokowi dan Luhut Terkait Kasus Korupsi Proyek Whoosh, Ini Alasannya
Update Kasus Ijazah Jokowi: Gelar Perkara Segera Digelar, Satu Terlapor Belum Diperiksa
KPK Didorong Periksa Jokowi & Luhut di Kasus Whoosh, Begini Kata Pakar Hukum
Halim Kalla Belum Ditahan, Ini Kronologi Lengkap Kasus Korupsi PLTU Kalbar yang Rugikan Negara Rp 1,2 Triliun