Pengungsi Gaza Dijanjikan ke Indonesia, Malah Terdampar di Afrika: Kisah Penipuan yang Menggemparkan

- Rabu, 19 November 2025 | 01:50 WIB
Pengungsi Gaza Dijanjikan ke Indonesia, Malah Terdampar di Afrika: Kisah Penipuan yang Menggemparkan

Penerbangan Menuju Afrika Selatan

Setelah 4,5 jam perjalanan ke Bandara Ramon, para pengungsi Gaza terbang menuju Nairobi, Kenya. Mereka transit dengan tiket baru sebelum melanjutkan penerbangan ke Afrika Selatan. "Kami memasuki Afrika Selatan tanpa masalah," ujar Bashir.

Bantuan dan Penyusulan Keluarga

Kelompok Bashir menerima detail hotel melalui WhatsApp dan menginap selama seminggu sebelum akhirnya dibantu organisasi amal Gift of the Givers. Putri Bashir yang menyusul dengan penerbangan berikutnya dengan biaya 2.000 dolar AS menghadapi situasi berbeda. Polisi Afrika Selatan langsung menginterogasi mereka selama 15 jam dan ingin memulangkan mereka ke Kenya.

Penyelidikan Pemerintah Afrika Selatan

Pihak berwenang Afrika Selatan menduga penerbangan ini merupakan bagian dari skema untuk mengusir warga Palestina dari tanah mereka. Presiden Cyril Ramaphosa memerintahkan penyelidikan terhadap pihak yang bertanggung jawab atas penerbangan carter tersebut. Meski demikian, Afrika Selatan memberikan pembebasan visa 90 hari kepada 153 warga Palestina.

Fakta tentang Al Majd Eropa

Situs web Al Majd Eropa mengklaim perusahaan didirikan di Jerman tahun 2010 dengan kantor di Yerusalem Timur. Namun investigasi harian Israel, Haaretz, menemukan organisasi ini terdaftar di Estonia dan beroperasi melalui perusahaan konsultan palsu. Organisasi ini dijalankan oleh Tomer Janar Lind, warga Israel-Estonia, yang bekerja sama dengan unit militer Israel Cogat untuk memindahkan paksa warga Palestina dari Gaza.

Kondisi Gaza yang Memilukan

Bashir menegaskan bahwa perjalanan rahasianya dari Gaza ke Afrika Selatan adalah kebutuhan untuk bertahan hidup, bukan untuk menetap di luar negeri. "Rafah telah disapu bersih sepenuhnya. Tidak ada satu rumah pun yang tersisa. Semuanya hancur di Khan Younis, Rafah, dan Gaza," kenangnya dengan pilu. "Orang-orang di Gaza mengatakan ingin keluar dari penderitaan, genosida, dan neraka."

Halaman:

Komentar