Waduh! Bung Karno Ternyata Pernah Kencingi Para Tokoh Bangsa, Ini Kronologinya...

- Jumat, 08 Agustus 2025 | 06:55 WIB
Waduh! Bung Karno Ternyata Pernah Kencingi Para Tokoh Bangsa, Ini Kronologinya...


Dalam kondisi terpaksa dan tak ada pilihan lain, Bung Karno pun mengikuti saran itu.


4. Air Kencing Terbang dan Membasahi Tokoh-Tokoh Bangsa


Begitu Bung Karno mulai buang air kecil di belakang pesawat, angin kencang dari lubang-lubang pesawat malah menyemburkan air seni itu ke seluruh ruangan.


Para tokoh pergerakan yang duduk di dalam pesawat secara tak sengaja “mandi” dengan air kencing Bung Karno.


Dalam biografinya, Bung Karno menceritakan peristiwa ini dengan gaya humoris. 


Ia menyebut bahwa "kawan-kawanku yang malang itu mandi dengan air istimewa."


Sayangnya, tidak dijelaskan bagaimana ekspresi atau reaksi Hatta dan tokoh lainnya setelah terkena "cipratan revolusi" tersebut.


5. Mereka Tetap Keringkan Baju dan Lanjutkan Perjuangan


Setelah pesawat mendarat di Jakarta, para tokoh bangsa yang setengah basah oleh air seni Bung Karno tetap melanjutkan tugas kenegaraan mereka.


Tak ada kemarahan, tak ada ejekan. Mereka tahu perjuangan menuju kemerdekaan lebih penting daripada rasa malu atau tidak nyaman akibat insiden kecil itu.


Kisah ini menunjukkan bahwa di balik sosok besar para pendiri bangsa, ada sisi manusiawi yang tulus dan apa adanya. 


Bahkan dalam kondisi penuh tekanan, mereka bisa menertawakan hal kecil, lalu kembali fokus ke misi besar mereka: memerdekakan Indonesia.


Kisah Bung Karno kencing di pesawat bukan sekadar cerita lucu yang layak dikenang. 


Di balik kelucuannya, tersimpan pesan penting tentang kesederhanaan, keluwesan, dan semangat juang yang tidak kaku.


Para tokoh pergerakan bukan robot revolusi yang kering dari emosi, tapi manusia biasa yang berani menanggung risiko, bahkan malu sekalipun, demi Indonesia.


Kini, ketika kita memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-80, kisah seperti ini bisa menjadi pengingat bahwa kemerdekaan tidak hanya lahir dari strategi dan pidato, tapi juga dari perjalanan panjang yang penuh tawa, air mata, dan kejadian-kejadian tak terduga.


Semoga semangat itu tetap hidup dalam diri kita, di tengah tantangan zaman yang berbeda. 


Dan siapa tahu, tawa kecil dari sejarah ini bisa menjadi penyemangat baru untuk terus mencintai negeri ini, apa adanya.


Sumber: Suara

Halaman:

Komentar