6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi Indonesia?

- Kamis, 02 Oktober 2025 | 02:25 WIB
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi Indonesia?

Korban termasuk pengunjuk rasa, warga sipil yang tidak terlibat, dan mereka yang menjadi korban kekerasan/penjarahan. 


PBB mendesak aparat keamanan untuk menghentikan penggunaan kekuatan yang disebut tidak proporsional (termasuk dugaan penggunaan peluru tajam).


Namun, Kementerian Luar Negeri Madagaskar menolak angka korban yang disebutkan PBB, dengan alasan data tersebut tidak berasal dari otoritas nasional yang kompeten dan didasarkan pada "rumor dan misinformasi".


4. Kerusuhan Diwarnai Penjarahan


Demonstrasi damai yang menuntut perbaikan layanan memburuk ketika bentrokan pecah. 


Situasi di lapangan diwarnai aksi perusakan terhadap sejumlah toko, bank, dan rumah politisi.


Aparat keamanan merespons dengan menembakkan gas air mata dan peluru karet serta memberlakukan jam malam.


Menariknya, pengunjuk rasa dari gerakan Gen Z ini mencurigai adanya pihak yang menunggangi aksi mereka, di mana penjarahan besar-besaran kemungkinan dilakukan oleh preman bayaran dengan tujuan melemahkan tujuan utama gerakan.


5. Inspirasi Mobilisasi dari Kenya, Nepal, dan Indonesia


Gelombang protes ini disebut banyak terinspirasi dari gerakan anak muda serupa di negara lain.


Sejumlah akun di media sosial mengaitkan peristiwa ini dengan demo Gen Z di Nepal


Sementara, netizen Nepal juga mengaitkan rentetan aksi ini terinspirasi dari aksi gerakan protes anak muda di Indonesia pada akhir Agustus lalu.


Massa beroperasi dengan strategi mobilisasi daring yang efektif menekan pemerintah membatalkan rencana undang-undang pajak.


6. Presiden Rajoelina Adalah Tokoh Lama yang Pernah Kudeta


Presiden Andry Rajoelina sendiri bukanlah figur baru dalam panggung politik Madagaskar. 


Ia pertama kali berkuasa melalui kudeta pada tahun 2009, kemudian mundur pada 2014.


Ia kembali menjadi presiden melalui pemilu 2018 dan terpilih kembali pada Desember 2023, meskipun kemenangannya diwarnai tuduhan kecurangan oleh lawan-lawannya.


Pembubaran pemerintahan ini menjadi langkah kompromi yang diambil di tengah tekanan politik terberat sejak ia kembali menjabat.



Sumber: Suara

Halaman:

Komentar