"Jadi, membuat resolusi juga dapat dihasilkan dari diskusi dengan pasangan atau keluarga. Mereka juga dapat menjadi pengingat atau pendukung untuk tercapainya resolusi," tutur Vera.
Resolusi atau bisa diartikan sebagai suatu janji kepada diri sendiri atau keputusan melakukan sesuatu umumnya dibuat saat tahun baru, baik terkait kesehatan atau hal lainnya. Menurut Vera, resolusi tahun baru bukan sebuah keharusan, melainkan kebutuhan.
"Membuat resolusi bukan suatu keharusan, tapi, kebutuhan. Jad,i sifatnya subyektif, kalau merasa butuh buat, silakan membuat resolusi," kata Vera.
Masih berbicara tentang resolusi tahun baru yang realistis, psikolog klinis dewasa lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Nirmala Ika, M.Psi, saat dihubungi dalam kesempatan berbeda, menyarankan masyarakat membuat resolusi sesuai dengan kondisi masing-masing dan memastikan hal itu menjadi prioritas hidup saat ini.
Baca Juga: Ganjar Jenguk Dua Relawan Korban Penganiayaan di Boyolali
"Buatlah resolusi yang sesuai juga dengan kondisi kita dan pastikan itu memang sedang menjadi prioritas hidup kita saat ini. Seperti misalnya ingin kurus, kita perlu cek sebenarnya seberapa prioritas itu, mana yang lebih prioritas kurus atau mencapai posisi baru di tempat kerja," kata Nirmala.*
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: harianmerapi.com
Artikel Terkait
Rahadi Algamar, Mahasiswa MNC University, Raih Juara 3 Pop Royalty Singing Competition 2025
Viral Bukti Selingkuh Hamish Daud & Chef Sabrina: Pinterest Hingga Video Raisa Jadi Sorotan
Reza Gladys Gugat Balik Nikita Mirzani, Tuntut Pengembalian Rp4 Miliar
The Grumpy Chef: Arti Julukan, Profil Sabrina Alatas & Fakta Isu Terbaru